Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan
Nasional
Tahun 2011
S.R. Retno Pudjiati, M.Si
Milik Negara
Tidak Diperjualbelikandan
Alat Permainan yang Sesuai Usia Anak
Raya, bayi perempuan kecil
berumur 3 bulan, sedang mengeluarkan bermacam-macam suara dari mulutnya sambil
memandangi tangannya. Sesekali tangannya dimasukkan ke dalam mulut, diselingi
tawa kecilnya. Di dekatnya, Rafi, kakak laki-laki yang berusia 3 tahun, bermain
mobil-mobilan dengan menggunakan kulit jeruk bali. Sementara di luar rumah ada
5 anak perempuan dan laki-laki sedang bermain petak umpet sambil tertawa-tawa.
DUNIA ANAK ADALAH BERMAIN
Tahukah Ibu dan Ayah bahwa
anak-anak di seluruh dunia melakukan suatu kegiatan yang disebut bermain? Tidak
peduli mereka ada di Nigeria, Papua Nugini, Arab, Amerika, Eskimo, Nepal,
Medan, Palangkaraya, Timika atau di mana pun. Ananda bisa bermain sendirian
maupun dengan teman dan orang dewasa. Ananda dapat bermain dengan menggunakan
alat permainan yang memang sengaja dibuat untuk anak-anak dan sudah digunakan
di seluruh dunia sejak lama. Contohnya, boneka, bola, mainan yang merupakan
tiruan dari alat-alat yang ada dalam kehidupan sehari-hari (seperti, alat
masak-masakan, alat pertukangan, alat dokter-dokteran, mobi-mobilan), dan masih
banyak lagi. Ananda juga dapat bermain dengan menggunakan apa pun benda yang
mereka temukan, seperti kayu, batu, atau daun, menjadi mainan yang mereka
inginkan. Ananda bermain seperti yang dicontohkan oleh orang dewasa atau
anak-anak lain yang lebih tua. Ananda bermain dengan suara-suara yang mereka
keluarkan atau percakapan yang mereka lakukan.
Pada dasarnya, semua orang
bermain, dari bayi hingga remaja, bahkan sampai dewasa. Hanya saja,
dibandingkan remaja dan orang dewasa, anak-anak menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan bermain. Hal ini didukung oleh Deklarasi Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB) pasal 7:3 yang berbunyi, ¡§Anak perlu mendapatkan
kesempatan penuh untuk bermain dan berekreasi, sama seperti kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan; masyarakat dan pemerintah harus berperan aktif
mendukung pemenuhan hak tersebut.¡¨ Nah, karena anak-anak menghabiskan sebagian
besar waktunya dengan bermain, maka tidak salah kalau ada ahli yang mengatakan
bahwa bermain adalah ¡§pekerjaan¡¨ anak; melalui bermain, anak akan tumbuh dan
berkembang.
Sejak bayi, ananda sudah bermain,
karena bermain adalah suatu kegiatan yang secara alamiah telah dimiliki oleh
setiap anak. Tidak seperti kegiatan berjalan, berbicara, menulis, membaca atau
berhitung, yang membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mengajarkannya, maka
untuk bisa bermain, anak-anak tidak memerlukan orang lain untuk memulai
mengajarinya bermain. Sebenarnya, apa sih bermain itu? Secara umum orang
berpendapat, bermain adalah kegiatan yang serta-merta atau tanpa direncanakan
lebih dahulu, tidak mempunyai tujuan tertentu, dan lebih didorong oleh
kebutuhan untuk memperoleh kesenangan. Jadi, bisa dibilang, bermain adalah
kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan anak-anak kita melakukannya setiap
hari dengan senang hati. Dalam keadaan senang dan santai, tanpa disadari ananda
akan lebih mudah mempelajari banyak hal. Semua yang dilihat dan didengar oleh
ananda akan dengan mudah diiingat karena lebih berkesan, sehingga sebenarnya
amat banyak hal yang dipelajari oleh anak-anak kita saat mereka sedang
Tentunya, kegiatan bermain anak
berbeda-beda saat mereka masih bayi dibandingkan saat berusia 2 tahun. Ketika
bayi, kegiatan bermain lebih banyak menggunakan anggota tubuhnya sendiri,
kurang banyak menggunakan alat permainan, dan biasanya dilakukan sendirian atau
dengan orangtua/orang dewasa lain. Setelah berusia sekitar 6 bulan, ananda
mulai senang menggunakan alat permainan yang diberikan oleh orangtua. Sampai
usia sekitar 2 tahun, biasanya ananda lebih banyak bermain di rumah dan lebih
kerap bermain sendiri atau bersama dengan saudara kandung. Setelah masuk usia
prasekolah (PAUD), barulah ananda lebih banyak bermain dengan teman sebaya.
MANFAAT BERMAIN
Dengan bermain, anak akan tumbuh
dan berkembang. Ada 5 aspek perkembangan yang akan dirangsang dengan bermain,
yaitu:
1. Aspek Fisik-Motorik
Yang dimaksud aspek
¡§fisik-motorik¡¨ adalah kemampuan gerak, baik gerakan kasar maupun gerakan
halus. Dengan bermain, ananda diharapkan dapat mengontrol, baik gerakan kasar
maupun gerakan halusnya.
ĉ Beberapa kegiatan bermain yang
dapat dilakukan untuk merangsang gerakan kasar adalah:
a. Gerakan-gerakan menendang atau
mengisap jari jemari pada bayi.
b. Berjalan pada satu garis lurus
atau mengangkat satu kaki untuk keseimbangan.
c. Dudukkan ananda di pangkuan,
pegang di bawah ketiaknya, gerakkan kaki Ibu/Ayah, dan buat suara seolah-olah
ananda naik mobil/motor/kuda.
d. Menangkap atau menendang bola,
dan masih banyak
10 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 11
lagi.
ĉ Beberapa kegiatan bermain yang
dapat dilakukan untuk mengontrol gerakan halus adalah:
a. Menggenggam dan
menggerak-gerakkan mainan pada bayi.
b. Bermain dengan tanah liat,
ubleg (?), play dough.
Kegiatan ini baik untuk melatih
keterampilan mengontrol jari-jemari. Sediakan adonan sagu dicampur air, berikan
pewarna makanan atau menggunakan saus tomat, kemudian minta ananda mengambil
adonan tersebut ke sebuah kertas dan membuat pola atau bentuk sesuai kehendak
mereka.
c. Mengambil benda-benda
berukuran kecil.
Kumpulkan beberapa benda kecil
seperti biskuit, permen, batu kerikil, kulit kerang, dan lain-lain, lalu minta
ananda mengambil benda-benda tersebut dan menaruhnya ke dalam botol. Kegiatan
ini baik untuk melatih kemampuan gerakan halus serta menyatukan gerak dan irama
antara mata dan tangan.
2. Aspek Sosial
Melalui bermain, ananda belajar
mengenal jenis kelamin mereka, bagaimana membina hubungan dengan orang lain,
mengerti aturan, bisa berbagi dengan orang lain, menunggu giliran, dan mampu
memahami orang lain.
Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan aspek bahasa adalah:
a. Ajak ananda bermain teka teki
mengenai nama tetangga
12 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
di sebelah kiri, kanan, dan depan
rumah. Misalnya, ¡§Siapakah nama ayah yang rumahnya ada di depan rumah kita?¡¨
b. Saat ananda bermain dengan
teman-temannya, ajarkan agar ia mau berbagi mainan dengan teman atau menunggu
giliran.
3. Aspek Emosi
Melalui kegiatan bermain, ananda
dapat melatih kesabaran, belajar menerima kekalahan, kecewa, mengatur emosi
marah, tidak mudah menyerah, dan dapat mengemukakan perasaan mereka.
Beberapa kegiatan bermain yang
dapat dilakukan untuk
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 13
merangsang perkembangan emosi
adalah:
a. Saat bermain bersama teman,
lalu mereka rebutan mainan, maka ananda akan belajar mengatur emosi mereka.
b. Anak bermain peran sebagai
guru, dapat melatih rasa percaya diri.
4. Aspek Bahasa
Saat bermain, ananda akan
mendengar dan berbicara. Hal ini akan melatihnya untuk memahami orang lain dan
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pikirannya. Selain itu, melalui bahasa,
ananda juga belajar untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan menambah
penguasaan kata.
14 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
Beberapa kegiatan bermain yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan aspek bahasa adalah:
a. Membacakan buku cerita.
b. Menyanyi lagu-lagu sederhana
seperti ¡§Balonku¡¨.
c. Mengajak ananda berbicara dan
bermain cilukba pada bayi.
d. Bermain tebak kata. Contoh,
¡§Benda ini dipakai untuk makan, bentuknya biasanya bulat, apakah itu?¡¨
5. Aspek Kecerdasan
Melalui bermain ananda belajar
bagaimana menyelesaikan masalah, meningkatkan daya ingat, memusatkan perhatian
pada suatu kegiatan, dan lain-lain.
Beberapa kegiatan bermain yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan aspek kecerdasan adalah:
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 15
a. Ajak ananda menyanyikan lagu
¡§Satu-satu aku sayang ibu¡¨ hingga selesai. Saat menyanyi dan mengucapkan
satu-satu, tunjukkan angka satu dengan jari, begitu seterusnya hingga tiga.
b. Ajak ananda menebak nama-nama
anggota wajah, lalu beri pujian bila ia berhasil menunjukkan/menyebutkan.
Misal, ¡§Ayo Nak, apa namanya ini?¡¨ sambil Ibu/Ayah menunjuk hidung atau mata,
dan lainnya.
c. Bermain jual beli. Ini adalah
awal ananda mengenal angka.
16 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
BELAJAR MELALUI BERMAIN
Tidak seperti anggapan salah yang
sering dianut oleh banyak orang bahwa bermain adalah suatu kegiatan
membuang-buang waktu dan dapat membuat anak menjadi bodoh. Ternyata, bermain
adalah kegiatan yang menyenangkan dan dapat menjadi sarana belajar yang baik
bagi anak, karena dilakukan tanpa tekanan dan paksaan. Penting untuk diingat,
yang paling utama adalah kegiatan bermainnya itu sendiri, bukan belajarnya.
Seperti sudah dijelaskan di atas, dunia anak adalah bermain, bahkan bermain
adalah ¡§pekerjaan¡¨ anak. Melalui kegiatan bermain, ananda belajar
mengembangkan berbagai kemampuan yang dimilikinya dengan menyenangkan dan
bahagia. Perlu dipahami, kemampuan anak usia dini untuk berkonsentrasi masih
pendek, penguasaan bahasanya juga terbatas, dan anak pun masih mudah bosan.
Oleh karena itu, anak usia dini belum siap untuk mengikuti kegiatan belajar
secara formal di bangku sekolah. Bila ananda dipaksa untuk mengikuti kegiatan
formal di sekolah, maka ia akan merasa tertekan, sehingga dapat mengalami
gangguan belajar dan gangguan perilaku.
Jadi, Ibu dan Ayah, pada saat
bermain, ananda juga belajar. Melalui bermain, ananda belajar memahami
bagaimana suatu
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 17
benda bekerja, misalnya,
bagaimana kalau bangku didorong akan berbunyi, air akan menyebabkan basah,
sendok selain digunakan untuk makan bisa juga digunakan sebagai telepon saat
bermain pura-pura, dan sebagainya. Ananda juga akan belajar bagaimana caranya
mengekspresikan diri dengan berbagai macam cara, seperti, bagaimana caranya
bicara saat marah, kesal, tidak suka, dan lainnya. Bukan cuma itu. Pada saat
bermain, ananda pun belajar mengenal dan menggunakan berbagai macam kata baru,
terutama ketika ananda bermain pura-pura, seperti bermain jual-beli,
tamu-tamuan, sekolah-sekolahan, dan lainnya. Kegiatan bermain juga dapat
memperkuat dan mengendalikan otot-otot tubuh, serta belajar bekerja sama ketika
ananda bermain dengan teman, semisal berjalan di titian, mengendarai sepeda,
melempar dan menendang bola. Bahkan, ketika ananda menemui masalah dalam
bermain, ananda diajak untuk berpikir kreatif dan menggunakan kemampuan
memecahkan masalah. Contoh, bagaimana menghadapi teman yang tidak mau bergantian
alat bermain, bergantian menggunakan alat permainan yang sama, dan sebagainya.
Yang penting diperhatikan oleh
Ibu dan Ayah, dalam bermain, ada beberapa hal-hal yang harus dihindarkan,
yaitu:
1. Pemaksaan oleh orangtua,
karena akan mengubah suasana bermain menjadi bekerja.
2. Mengeritik atau mencemooh,
sebab masih wajar kalau sesekali anak melakukan kesalahan;
3. Sikap mengatur apa yang harus
dilakukan oleh anak sehingga anak tidak mempunyai kesempatan untuk berkreasi,
berimajinasi, berani mencoba hal-hal baru.
18 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
ORANGTUA IKUT TERLIBAT
Ibu dan Ayah diharapkan ikut
bermain bersama anak. Soalnya, keterlibatan Ibu dan Ayah dalam kegiatan bermain
dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi ananda, yang pada akhirnya akan
membuat hubungan anak dan orangtua menjadi lebih dekat. Ketika Ayah dan Ibu
bermain dengan ananda, orangtua sekali-sekali boleh mengarahkan, tetapi anak
tetap yang paling aktif dalam bermain. Misalnya, ketika bermain masak-masakan,
biarkan ananda yang menentukan bahan-bahan yang dipakai, bagaimana akan
memasak, dan seterusnya. Namun Ayah dan Ibu bisa ikut memesan masakan yang
disukai, ¡§Ibu pesan gado-gado ya¡K tapi cabe-nya satu saja ya.¡¨
Orangtua seharusnya lebih peka
dan tanggap akan kebutuhan anak waktu bermain, dan selalu berikan dukungan
sehingga anak tetap semangat bermain. Jika ananda terlihat mengalami kesulitan
saat memindahkan mainan, misalnya, tanyakan, apakah ia ingin dibantu namun
tidak secara langsung mengulurkan bantuan, ¡§Sini, Nak, Ayah bantu!¡¨,
melainkan katakana, ¡§Hmm¡K kayaknya berat, ya? Boleh Ayah tolong?¡¨ Bisa juga
dengan menyemangatinya, ¡§Coba Andi dorong pelan-pelan pakai kedua tangan¡K ya,
begitu¡K
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 19
pintar lo anak Ibu.¡¨ Jadi,
jangan langsung membantu agar anak tetap bersemangat dalam bermain.
Berikut ini beberapa contoh
kegiatan bermain yang dapat dilakukan oleh anak bersama orangtua, sesuai dengan
usia anak.
1. Bayi dan Anak Bawah Dua Tahun
(BaDuTa)
a. Bermain yang melibatkan
gerakan pancaindra.
Bermain dimulai secara tidak
sengaja, bayi melakukan gerakan-gerakan yang ternyata membuat dia senang,
sehingga selalu diulang. Contoh kegiatan bermain ini adalah mengamati dan
menggerak-gerakkan tangan, mengemut ibu jari, menyembur-nyemburkan ludah.
b. Bermain dengan benda.
Semua mainan yang dapat
merangsang kelima indra (berwarna terang, berbunyi, permukaan kasar-halus,
beraroma, dapat dirasakan). Mainan hendaknya cukup besar untuk bisa digenggam
oleh anak, lembut, dan tidak tajam. Contoh, mainan yang dapat diurutkan dari
yang kecil ke besar; mainan untuk masak-masakan, untuk minum; bermain air
sabun; bermain pasir; mobil-mobila; buku bergambar tanpa tulisan; dan
sebagainya.
c. Bermain pura-pura (simbolik).
Menggunakan alat-alat permainan
atau benda-benda yang ada di sekitar seolah-olah sebagai suatu benda. Contoh,
menggunakan pisang/bekas gelas plastik air mineral/kaleng susu sebagai telepon,
menggunakan kotak-kotak sabun sebagai mobil, menggunakan panci bekas dan sendok
sebagai alat musik, serta lainnya.
2. Anak Dua Tahun
Anak usia dua tahun mulai
mengalami perkembangan dalam gerakan kasar dan halus, juga mulai bisa
mengontrol gerakan tubuh, sehingga anak bangga dengan keberhasilan dalam
kegiatan fisik mereka. Karena kemampuan bahasa mulai berkembang, anak juga
mulai menggunakan bahasa. Beberapa contoh kegiatan bermainnya ialah bermain
palang (terbuat dari besi atau kayu) sejajar untuk bergelantungan; naik-turun
tangga; bermain gerobak untuk ditarik; perosotan; bermain di terowongan untuk
merangkak; bermainan dengan benda yang dapat dikendarai; bermain kepingan
gambar (puzzle) sederhana dengan potongan besar; manik-manik untuk dironce;
tanah liat, pasir, adonan sagu/terigu (penting untuk mempertajam indra, bukan
untuk menghasilkan suatu bentuk); dan sebagainya.
3. Anak Tiga Tahun
Anak usia tiga tahun sangat
imajinatif (senang menciptakan tokoh-tokoh atau kegiatan yang bersifat
khayalan) dan mulai senang meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa, terutama
kedua orangtuanya. Kemampuan ananda untuk berteman juga semakin meningkat,
sehingga mereka sudah lebih baik dalam kegiatan berbagi, menunggu giliran, dan
bekerja sama dengan orang lain. Beberapa contoh kegiatan bermainnya adalah
permainan yang menggambarkan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari seperti
bermain truk/mobil-mobilan, pasar-pasaran, boneka, balok, tanah/pasir, spidol,
pinsil gambar, dan krayon.
4. Anak Empat Tahun
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 21
Anak usia ini memiliki
keseimbangan tubuh yang makin baik, gerakan halus lebih terampil, dan mulai
memiliki perencanaan tetapi masih suka berubah-ubah. Contoh kegiatan bermainnya
adalah berrmain sepeda, alat pertukangan, balok-balok yang lebih kecil dengan
bermacam bentuk, bola sepak, membaca buku (dengan gambar dan tulisan), dan
sebagainya.
5. Anak Lima Tahun
Anak sudah menunjukkan tanggung
jawab untuk mengurus diri sendiri dan kepunyaannya. Biasanya mereka juga
membutuhkan pengarahan dari orang dewasa. Contoh kegiatan bermainnya, antara
lain: bermain menggunakan peralatan seni, seperti cat, sikat, krayon, spidol,
gunting, lem, tanah liat, dll.; peralatan pertukangan atau masak-masakan,
peralatan rumah tangga; alat permainan (ular tangga, halma, monopoli, dll).
Ibu dan Ayah, ingatlah, bermain
merupakan cara anak belajar, tapi tetap yang paling utama adalah
bersenang-senang. Melalui bermain, Ibu dan Ayah dapat memberikan pengalaman
belajar yang bermacam-macam kepada ananda. Nah, supaya pengalaman bermain
ananda lebih banyak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Ibu dan
Ayah, yaitu:
1. Waktu untuk bermain.
Ibu dan Ayah hendaknya dengan
sengaja menyempatkan diri dan menyediakan waktu untuk bermain dengan anak.
Kegiatan bermain dilakukan pada saat ananda memang menginginkannya dan tidak
pada jam-jam anak biasanya tidur. Misalnya, sesudah mandi dan makan pagi atau
sore.
2. Ruangan bermain.
Bagaimana Ayah dan Ibu mengatur
ruangan dan ruangan seperti apa yang tersedia, akan memberi pengaruh kepada
cara bermain anak. Jangan menaruh hiasan kecil-kecil dan mudah pecah di tempat
yang mudah diambil oleh anak.
Kalau ruangan yang tersedia untuk
anak bermain adalah ruang tamu, biasanya anak bermain dengan permainan yang
tidak memerlukan banyak kegiatan berlari.
3. Bahan dasar (utama) pembuatan
mainan.
Saat ini kebanyakan mainan
terbuat dari plastik, berhati-hatilah dalam memilih mainan yang cocok untuk
anak kita. Bila memungkinkan Ayah dan Ibu dapat menggunakan mainan dari
bahan-bahan yang tersedia di alam, seperti menggunakan wortel bagi bayi yang
baru belajar menggigit.
4. Pengalaman sebelumnya.
Pengalaman Ibu dan Ayah bermain
ketika kecil akan memengaruhi Ibu dan Ayah dalam melakukan kegiatan bermain
bersama ananda. Contoh, orangtua yang saat mereka kecil diperbolehkan untuk
main hujan-hujanan akan memperbolehkan anaknya untuk melakukan hal yang sama.
5. Mengamati.
Bila saat anak bermain, Ibu dan
Ayah ikut mengamati, maka akan cepat tanggap terhadap kebutuhan anak dan dapat
memberikan dukungan saat ananda mengalami kesulitan. Misal, kalau Ayah dan Ibu
melihat ada air di lantai, sebaiknya cepat dilap, atau kalau melihat ujung meja
terlalu tajam dan berbahaya untuk anak, maka
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 23
lapisi ujung meja sehingga tidak
lagi berbahaya, dan sebagainya.
6. Keterlibatan orang dewasa.
Keterlibatan orang dewasa atau
orangtua dalam kegiatan bermain anak, hendaknya tidak menjadi pengganggu dan
membuat anak tidak kreatif.
24 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
TIP MEMILIH MAINAN BAGI
ANAK
1. Mainan harus bersih dan aman,
sesuaikan dengan usia anak.
¡E Hindari mainan yang memiliki
pinggiran tajam dan mudah pecah.
¡E Hindari mainan yang mengandung
cat berbahaya.
¡E Hindari mainan dalam bentuk
kecil-kecil karena dapat tertelan atau dimasukkan ke dalam lubang
hidung/telinga anak.
2. Sebisa mungkin kurangi mainan
yang menggunakan listrik atau baterai.
3. Sebisa mungkin anak memiliki
kesempatan yang sama antara bermain di dalam ruangan dengan bermain di luar
ruangan.
Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak 25
Sumber Bacaan
A Practical Guide to Early
Childhood Curriculum. (edisi ¡E ke-8). Eliason, Claudia & Jenkins, Loa.
Pearson Prentice Hall. New Jersey. (2008).
Children,play, and development.
Hughes, F.P. (edisi ¡E ke-3). Boston: Allyn and Bacon. (1999).
Play and early childhood
development (edisi ke-5). ¡E Johnson, J. F., Christie, J.F., Yawkey, T.D. NY:
Longman. (1999).
Human Development. (edisi ke-10).
Papalia, Olds & ¡E Feldman. McGraw Hill. (2007)
Bermain, mainan dan permainan.
Tedjasaputra, Mayke ¡E S. Jakarta: P.T. Grasindo. (2001)
26 Bermain Bagi AUD dan Alat
Permainan yang Sesuai Bagi Usia Anak
Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
0 comments:
Post a Comment