Tema Parenting : (Mengasah Kemampuan Berbahasa)
SERI BACAAN ORANG TUA
TANDA PERKEMBANGAN ANAK USIA 2 – 4 TAHUN
Selama periode usia 2-4 tahun, anak
menunjukkan perubahan di seluruh tanda perkembangannya. Berawal dari bayi yang
bergantung kepada orang lain menjadi anak yang mandiri. Perkembangan bahasanya
juga mengalami kemajuan.
Semula hanya bisa menangis, sekarang
sudah dapat berbincang-bincang dengan asyik mengenai banyak hal dengan Ibu -
Bapak. Demikian pula perkembangan sosialnya. Pada periode ini anak menikmati
sekali bermain dengan teman sebayanya. Ia pun belajar berbagai keterampilan
sosial dalam interaksi bersama lingkungan sosialnya.
Buku berseri ini bertujuan agar
orangtua dapat memahami tanda perkembangan anak di enam tahun pertama
kehidupannya. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan orangtua dapat menyediakan
lingkungan yang lebih baik dan dapat melakukan perangsangan serta menemani anak
dalam mengembangkan kemampuannya. Terdapat empat tanda perkembangan individu
yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu : perkembangan gerakan kasar dan
gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi. Tanda perkembangan
tersebut memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Pemahaman yang menyeluruh
dan seimbang terhadap tanda perkembangan akan lebih berhasil guna dibandingkan
hanya terpusat pada satu tanda saja.
Penggunaan bahasa yang ditunjukkan
anak dalam periode ini menjadi lebih rumit dan hampir mendekati sempurna. Ragam
katanya berkembang sangat pesat. Bahasa tidak hanya sebagai sarana
mengkomunikasikan keinginannya, tetapi juga untuk mendengar perasaan orang lain
dan memahami kebutuhan orang lain. Ia sudah menggunakan kalimat lengkap dan
penuh makna.
Buku ini akan memberikan contoh
perangsangan dan kemampuan yang dapat dikuasai anak pada usia tertentu. Namun, penjelasan
itu tidaklah kaku atau suatu keharusan. Sebab, setiap anak adalah unik dan
hasil dari perangsangan dapat berbeda antar anak. Hindari memaksa anak
melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Harap bersabar, dan
cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 2 - 4 TAHUN
Dalam perkembangannya, kemampuan
berbahasa tidak hanya meliputi kemampuan bicara saja. Anak juga harus menguasai
kemampuan mendengar. Cara melatihnya, anak diminta untuk memusatkan perhatian
pada apa yang dikatakan orang lain. Sesuai dengan karakter anak usia ini,
terkadang anak bersikap tidak sabar dalam mendengarkan perkataan orang lain. Ia
sudah ingin bergerak atau bertindak sebelum paham sepenuhnya apa yang dimaksud
oleh orang yang sedang mengajaknya berbicara.
Cara yang paling sederhana dalam
mengajarkan kemampuan mendengar adalah dengan mengurangi gangguan. Contoh, anak
tidak akan mendengarkan jika Ibu – Bapak berbicara dari jarak yang jauh
sementara televisi menyala dan suaranya keras. Sebaiknya yang dilakukan adalah
mematikan televisi terlebih dahulu dan mendekat ke anak sebelum berbicara.
Kebanyakan anak tidak mendengarkan
kata-kata di awal kalimat orangtuanya, karena belum sepenuhnya memusatkan
perhatian. Untuk menghindari, sebut atau panggil dulu nama anak sebelum memulai
pembicaraan. Mulailah berbicara jika sudah merasa yakin bahwa anak memusatkan
perhatiannya. Minta anak untuk memandang ke mata Ibu – Bapak selama berbicara
kepadanya. Jika anak tidak mendengar secara seksama, mintalah untuk mengulang
pembicaraan Ibu - Bapak. Lakukan ini secara santai dan lembut, bukan dalam
bentuk marah atau bentakan.
Selain keterampilan mendengar, pada
usia ini anak juga mengembangkan kemampuan awal untuk berbahasa tulisan atau membaca.
Cobalah untuk menggunakan kata-kata yang tertulis di sekitar anak. Misalnya,
tulisan namanya, nama toko yang sering dikunjungi atau merek mobil yang sering
dilihatnya. Ibu – Bapak juga bisa menggunakan tulisan dari bungkus susu atau
biskuit yang sering ia makan atau minum.
Sebutkan dengan jelas sambil
menunjukkan tulisan itu dari kiri ke kanan. Kegiatan seperti ini akan membantu
anak untuk mengenali bahwa membaca itu sangat erat kaitannya dengan kegiatan
sehari-hari, dan tidak terbatas hanya kegiatan sekolah saja. Anak pun akan
senang melakukan kegiatan menggunting huruf-huruf yang ia temukan dan
menempelnya.
Kegiatan berbahasa juga erat
kaitannya dengan buku. Pemahaman akan buku merupakan dasar yang penting bagi
aktivitas pra-membaca. Berikan berbagai macam buku meskipun anak belum bisa
membacanya. Pada usia sekitar 3 tahun, anak sudah mulai dapat memahami bahwa
judul buku berada di bagian depan. Ada cara tertentu untuk memegang buku agar
dapat membacanya. Membaca dimulai dari depan berakhir di bagian belakang.
Keterampilan berbicara anak juga
berkembang pesat. Sekarang, ia tidak hanya berbicara untuk mengekspresikan dirinya,
tetapi juga bertujuan untuk mendapatkan informasi. Anda akan merasa bosan
mendengar kata-kata, “Kenapa?” dari mulut mungilnya. Itu dilakukannya untuk
memuaskan rasa ingin tahunya.
Selain itu, Ibu – Bapak juga akan
mendengarnya bertanya mengenai ‘siapa’, ‘bagaimana’, dan ‘apa’. Jangan khawatir
kalau anak juga bertanya hal-hal yang tak terduga, seperti “Kenapa kita punya
rambut?” dan segudang pertanyaan lainnya. Jawablah dengan tenang dan jangan
berbohong. Bila Ibu – Bapak tidak tahu, katakan bahwa kita (orangtua dan anak)
akan mencari jawabannya bersama-sama. Anak juga senang mengulang-ulang
pertanyaan, meski sudah dijawab. Faktanya adalah anak mungkin tidak memahami
penjelasan awal yang diberikan dan meminta Ibu – Bapak untuk menjelaskannya
kembali.
PERANGSANGAN BAHASA USIA 2-3 TAHUN
Perkembangan bahasa anak tampak dari
bahasa sehari-hari yang digunakannya. Ia mulai mampu memberikan gambaran atas
suatu situasi atau benda dengan menggunakan kata-kata. Tak hanya itu, ia pun
mulai dapat bercakap-cakap dengan anak seusianya, apalagi dengan orang dewasa.
Selain itu, ia tidak berhenti bertanya dan berbicara.
Pada rentang usia ini, anak juga
mendapatkan banyak perangsangan dari lingkungan pergaulannya. Hubungan yang
dilakukan dengan teman sebaya merangsang kemampuannya berkomunikasi. Ibu –
Bapak dapat mengatur pertemuan rutin antara anak dengan teman-temannya. Anak
bisa mengikuti kegiatan bermain di kelompok bermain atau berkunjung ke rumah
teman-temannya.
Kemampuan berkhayalnya pun berkembang
dengan baik. Anak menyenangi kegiatan bermain pura-pura, misalnya, berdandan
menggunakan pakaian ibu atau bapaknya, memainkan peran profesi, seperti main
polisi-polisian, dokter-dokteran, sekolah-sekolahan, dan lain-lain. Ikutlah
bermain dengan anak, dan lakukan perangsangan bahasanya dengan berlatih
memerankan tokoh yang bukan dirinya.
Kegiatan
yang dapat dilakukan:
- Percakapan mengenai tayangan
televisi atau film yang ditonton anak. Setelah ia selesai menonton, ajak
anak untuk membicarakan tayangan tersebut. Tanyakan padanya mengenai nama
tokohnya dan akhir ceritanya.
- Menggunakan kata posisi di dalam
kalimat. Bantu anak untuk memahami arti kata-kata di atas, di dalam, dan
di bawah dengan menunjukkannya nyatanya. Sebagai contoh, “Boneka
diletakkan di atas meja, sedangkan mobil-mobilan diletakkan di dalam
kotak.”
- Bersenang-senang sambil membaca
buku. Kontak fisik tetap diperlukan ketika membaca buku. Anak akan merasa
nyaman sehingga ia mengembangkan perasaan positif dan siap untuk
mendengarkan serta berdiskusi mengenai buku yang dibaca.
- Berbincang-bincang tentang
gambar dan kegiatannya. Ketika anak menunjukkan hasil karyanya, apapun
itu, berikan dukungan dengan berbincang mengenai hasil karyanya. Dengarkan
secara seksama apa yang ia jelaskan. Berikan tanggapan positif yang
sesuai.
PERANGSANGAN BAHASA USIA 3 - 4 TAHUN
Perkembangan bahasanya terus
berlanjut, anak menggunakan kata dan kalimat yang mendekati sempurna. Anak
senang sekali berbicara, bahkan ketika Ibu – Bapak sedang menginginkan suasana
sepi. Anak akan menyampaikan apa saja yang diketahuinya kepada orangtuanya. Ia
mengkombinasikan kata, gerak tubuh, dan mimik wajah untuk membuat pembahasan
yang disampaikannya menarik.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
anak semakin berbobot. Ia akan mencari informasi dengan saksama.
Kalimat-kalimatnya pun menjadi lebih panjang dari periode sebelumnya.
Ketrampilan berbahasanya berkembang baik, namun anak masih menggunakan bahasa
tubuh untuk memperjelas maksudnya. Perhatikan mimik wajah, tangan, dan lengan,
juga posisi tubuhnya. Semua mengandung informasi mengenai apa yang dirasakan
dan ingin disampaikannya.
Kegiatan
yang dapat dilakukan:
- Berikan perintah yang lebih
sulit. Ajukan permintaan dengan dua atau tiga informasi, seperti “Tolong
letakkan buku ini di atas meja dan tutup pintu itu,”. Jika anak mampu
memusatkan perhatiannya pada apa yang dikatakan, maka ia akan mampu untuk
menyelesaikan apa yang Ibu – Bapak minta.
- Bermain boneka tangan. Ajak anak
bermain pura-pura dengan menggunakan boneka jari. Bila tidak memiliki
boneka jari atau boneka tangan, gunakan kertas bergambar yang dapat
digunakan di tangan anak. Biarkan anak bermain boneka jari dengan saling
bercakap-cakap, atau akan lebih seru bila Ibu – Bapak ikut bermain
dengannya.
- Bermain “suara siapa” sambil
menonton tayangan yang disukai anak, minta ia untuk memejamkan mata dan
menebak suara tokoh yang mana yang didengarnya. Berikan dukungan dan
pujian bila ia dapat menebak dengan tepat.
- Bercerita menggunakan foto.
Gunakan foto yang menarik dan ajak anak bercerita menggunakan foto
tersebut. Biarkan anak melihat dan bertanya apa pun mengenai foto
tersebut. Tanyakan juga apakah anak mengingat pengalaman yang terekam
dalam foto tersebut.
- Bermain huruf-huruf. Buatlah
tulisan huruf-huruf di selembar kertas, misalnya nama anak “ S A R I”
lalu, dengan menggunakan guntingan huruf dari kardus atau kalender, minta
anak menyusun namanya.
- Menjelaskan rasa. Berikan
beberapa makanan untuk dicicipi oleh anak dan minta ia untuk menjelaskan
bagaimana yang dirasakan. Misalnya : kue keju, puding dingin, roti gula, dan
bakwan goreng. Katakan Ibu –Bapak tidak tahu bagaimana rasanya sehingga
harus menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, bukan hanya sekedar “enak” atau
“tidak enak”.
PESAN UNTUK IBU - BAPAK
Menghadapi kecerewetan anak, meski
merasa kewalahan tetaplah menjadi teman bicara yang baik baginya. Anak akan
belajar banyak cara bicara dari Ibu - Bapak. Tidak perlu buru-buru mengenalkan
bahasa asing pada anak, terutama bila orangtua sendiri tidak menguasai bahasa
asing tersebut dengan baik.
Bila sampai periode ini anak belum
lancar berbicara, bahkan belum mengucapkan kata secara spontan, Ibu – Bapak
harus membawanya konsultasi ke dokter anak atau pun psikolog anak. Hal ini
perlu dilakukan dengan segera agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat
sesuai dengan kesulitannya.
Sumber Bacaan :
Beyond
Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C,
Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright
Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child
Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod,
Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide
to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence,
oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach
Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam
Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your
Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown.
Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996.
Alzena
Masykouri, M. Psi
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian
Pendidikan Nasional
Tahun
2011
0 comments:
Post a Comment