SERI BACAAN ORANG TUA
Tema Parenting : Lingkungan Sekitar Sabagai Sumber Belajar
Anak
Para orang tua yang berbahagia,
tahukah bahwa alam atau lingkungan sekitar kita merupakan media (alat) dan
sumber untuk belajar yang sangat lengkap bagi kita? Demikian pula untuk
anak-anak kita, apalagi kita telah menyadari bahwa anak usia dini memiliki rasa
ingin tahu yang kuat terhadap segala sesuatu yang baru. Mereka memiliki sikap
berpetualang, senang mencoba baik dengan cara memegang, memakan atau melempar
benda-benda dan minat yang kuat untuk mengamati lingkungan. Dalam hal ini, kita
juga menyadari bahwa peran orang tua sebagai pendidik yang pertama dari sejak
anak lahir dan juga utama karena paling dekat dengan anak, sangat menentukan
kualitas anak (menjadi baik atau tidak) dikemudian hari.
Dengan demikian, kita harus mampu
memberikan fasilitas dan sarana yang terbaik dalam pengembangan potensi anak,
dengan cara memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal
yang terdapat di lingkungannya. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya
merupakan pengalaman yang menyenangkan untuk mengembangkan kecerdasan anak
sejak dini. Selama ini, kita memahami bahwa belajar harus di sekolah atau di
dalam ruangan, memakai seragam, dengan alat permainan yang mahal, dan fasilitas
lain yang memadai. Padahal jika kita memahami anak kita, mereka sebenarnya juga
sangat tertarik belajar di alam, dengan lingkungan yang beraneka.
Mengapa hal ini terjadi? Menurut para
pakar otak, jika pada masa anak usia dini, yang dirangsang adalah otak kreatif
dan rasa ingin tahu anak, maka anak usia dini akan menyimpan banyak pertanyaan
yang membutuhkan jawaban. Semakin banyak yang ingin diketahui anak, maka
semakin besar pula usaha yang untuk mencari jawabannya. Kegemaran belajar sejak
usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan
masyarakat belajar dan sumber daya manusia di masa mendatang.
Para orang tua yang berbahagia,
dengan memahami cara belajar anak usia dini, kita bisa memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar yang murah, mudah namun tetap berkualitas dalam
pengembangan potensi kecerdasan anak. Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar
Para orang tua di seluruh Indonesia,
sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain
juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati.
Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan,
sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah.
Lingkungan sebagai sumber belajar
dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk
hidup, (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup
lainnya), sehingga memungkinkan anak usia dini untuk belajar tentang informasi,
orang, bahan dan alat.
Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur
makhluk hidup, benda mati dan budaya manusia, Unsur-unsur Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar :
1. Unsur Mahluk hidup
- Manusia : Jumlahnya, jenisnya,
bagian badan dan cara melakukan sesuatu (cara kerja dan fungsinya) dan sebagainya.
Contoh : “Nak, coba hitung, ada
berapa tamu ayah yang laki-laki dan berapa yang perempuan?”
- Binatang : Serangga, unggas,
binatang ternak, binatang buas (tentunya tidak secara langsung) dan sebagainya
- Tumbuhan : jenis, bagian dan
manfaat pohon serta tanaman, dan sebagainya.
2. Unsur Benda mati
- Batu-batuan : bentuk/tekstur,
jumlah, ukuran dan berbagai jenis batu-batuan serta kegunaannya.
- Tanah : warna, jenis, dan
manfaatnya
- Air : Sifat, jenis dan manfaatnya.
- Udara : sifat dan bagaimana mengenalinya.
3. Budaya manusia.
Kehidupan manusia diberbagai belahan
dunia, yang terdiri dari berbagai : suku, agama, adat kebiasaan dan budaya,
membuat keragaman yang jika dipelajari sejak
Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
Sabagai Sumber Belajar Anak Usia Dini 9
dini dan dipahami perbedaanya, akan
membuat kita semakin bijaksana.
Jenis-Jenis Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan
yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan
pendidikan untuk anak usia dini
1. Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik
adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air,
hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan, sungai, iklim, suhu, dan
sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif
menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan
dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak usia dini dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam
ini, diharapkan anak usia dini akan lebih memahami gejala-gejala alam yang
terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, selain itu diharapkan juga dapat
menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak
usia dini bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan
alam.
2. Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana
telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi
anak usia dini yaitu lingkungan sosial. Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak
usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber
belajar ini, misalnya:
- Mengenal jenis-jenis mata
pencaharian penduduk di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal adat istiadat dan
kebiasaan penduduk setempat di mana anak usia dini tinggal.
- Mengenal organisasi-organisasi
sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal kehidupan beragama yang
dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal kebudayaan termasuk
kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal susunan pemerintahan
setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai
dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
3. Lingkungan budaya
Di samping lingkungan sosial dan
lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya
atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia
untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya ;
Bendungan Irigasi, kolam ikan, pabrik dan sebagainya.
Anak usia dini dapat mempelajari
lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya,
fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan
dengan pembangunan dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan lingkungan ini
efektif perlu disesuaikan dengan tujuannya. Dengan begitu, maka lingkungan ini
dapat memperkaya dan memperjelas bahan belajar dan bisa dijadikan sebagai pusat
belajar anak. Dampak Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Memanfaatkan lingkungan sekitar kita
dengan membawa anak usia dini untuk mengamati lingkungan akan menambah
keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di
ruangan kelas dan dalam rumah, namun juga di luar ruangan kelas atau luar
rumah. Dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar, sangat berpengaruh
terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan
emosional serta intelektual anak usia dini.
Perkembangan Fisik
Lingkungan sangat berperan dalam
merangsang pertumbuhan fisik anak usia dini, untuk mengembangkan otot-ototnya.
Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat,
berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengan cara-cara
yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam
mengembangkan aspek fisik anak.
Dengan pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajarnya, anak usia dini menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja
dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka memanjat pohon tertentu,
berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau berguling di dedaunan.
Perkembangan aspek
keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong
anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang
dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan
pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya
penemuannya diketahui oleh teman-temannya, anak tersebut mencoba mendekati anak
yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
Anak-anak dapat membangun
keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya
untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka
memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan seperti
ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
Perkembangan aspek emosi
Lingkungan pada umumnya memberikan
tantangan untuk dilalui oleh anak usia dini. Pemanfaatannya akan
memungkinkannya untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya
bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan
untuk mereka panjat.
Dengan memanjat pohon tersebut, anak
usia dini dapat mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari
pengembangan aspek emosinya.
Perkembangan intelektual
Anak usia dini belajar melalui
interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan
kepada orang tua kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti
warna, angka, bentuk dan ukuran. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah
menjelaskan konsep-konsep tertentu (warna, jumlah, bentuk, fungsi dll) secara
alami.
Konsep warna yang diketahui dan
dipahami anak di rumah, tentunya akan semakin nyata apabila orang tua
mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada
lingkungan sekitar. Pemanfaatan lingkungan menjadikan aktivitas belajar anak
usia dini yang lebih meningkat.
Begitu banyaknya nilai dan manfaat
yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan anak
usia dini bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan.
Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para orang
tua untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan merupakan sumber belajar
yang kaya dan menarik untuk anak usia dini. Lingkungan manapun bisa menjadi
tempat yang menyenangkan bagi anak usia dini. Jika pada saat belajar di dalam
rumah anak usia dini hanya kita perkenalkan dengan gambar binatang, maka dengan
kita memanfaatkan lingkungan, anak usia dini akan dapat memperoleh pengalaman
yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut, kita dapat
membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam rumah ke alam
terbuka atau lingkungan. Namun jika kita hanya menceritakan kisah tersebut di
dalam rumah, nuansa yang terjadi tidak akan sealamiah seperti halnya jika kita
mengajak anak untuk ke luar rumah dan memanfaatkan lingkungan.
Lingkungan yang ada di sekitar anak
kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk
pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan menyediakan
berbagai hal termasuk alat permainan yang mendidik dan bahan yang dapat
dipelajari anak usia dini.
Syarat Pemilihan Sumber
Belajar
Telah kita ketahui bersama bahwa
upaya untuk mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu yang penting.
Mengapa? Karena dengan penggunaan sumber belajar ini, orang tua akan
menghasilkan proses pembelajaran yang murah, berkualitas, menarik dan menyenangkan
bagi anak. Namun demikian ada sejumlah pertimbangan yang harus kita perhatikan,
ketika akan memilih sumber belajar, yaitu :
- Mengandung unsur pendidikan
(nilai edukatif)
- Praktis dan sederhana artinya
mudah dalam pengaturannya.
- Aman, nyaman dan bersih
- Mampu mengembangkan berbagai
aspek perkembangan anak
- Sesuai dengan taraf berfikir dan
kemampuan anak.
Berbagai kriteria tersebut tidak
kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan
efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul bermanfaat.
Kiat-Kiat Memanfaatkan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini
- Mengolah dan Memanfaatkan
Lingkungan Menjadi Alat Permainan Yang Mendidik
Contoh :
•
Membuat
mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, batang pisang dll.
•
Membuat
rumah-rumahan dari kardus bekas
•
Membuat
ayunan di pohon dari tali yang kuat.
•
Membuat
kolam/akuarium ikan atau kandang hewan piaraan (kucing, kelinci, dll)
•
Membuat
kuda-kudaan dari pelepah pisang
•
Membuat
bola dari kertas koran
•
Dan
sebagainya.
2.
Memanfaatkan
Lingkungan Secara Langsung, seperti mengamati binatang, tumbuhan, batu-batuan,
kejadian alam (hujan, gerakan angin, air dan sebagainya)
Misal : Biasanya anak usia dini
serius jika menemukan serangga, misalnya seekor laba-laba kecil yang menarik
baginya. Bila kita melihat hal ini, berilah bimbingan kepadanya dengan cara
menanyakan apa yang sedang diamatinya.
Manfaat yang bisa diambil dari
kegiatan ini adalah anak usia dini dapat mengembangkan kecerdasannya dengan
mengetahui berbagai benda yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat
mengembangkan ketrampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tuanya.
Upaya kita dengan mengamati apa yang
menarik bagi anak juga akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat
ia mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya, ia menunjukkan ekspresi yang
serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan berbahsa anak juga akan semakin
meningkat jika kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
mengungkapkan berbahasa anak, kosa katanya akan berkembang.
3.
Bertanya
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Memberikan pertanyaan kepada usia
dini mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami
dan mereka lihat.
“Coba ada berapa kaki laba-laba itu
Nak?”
Pertanyaan yang bersifat terbuka akan
memacu anak kita untuk mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas
sesuai dengan kemampuan berbahasanya.
4.
Perhatikan
dan gunakan saat yang tepat untuk mengajak bermain.
Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar sebenarnya memberikan berbagai pilihan dalam pembelajaran anak
usia dini. Hal tersebut disebabkan ragam dan pilihan sumber belajarnya sangat
banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih berpusat
pada anak.
5.
Gunakan
kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru
Anak usia dini terkadang mengalami
kekurangan perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.
Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus kita bantu, sehingga tahap
demi tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa katanya akan semakin
bertambah.
Misalnya :
“Lihat Nak, biji jagungnya keluar
sesuatu setelah kita tanam. Itu namanya akar, alat tanaman jagung untuk mengambil
makanan dari dalam tanah” ”Coba perhatikan awan yang berwarna hitam itu Nak.
Isinya titik-titik air, yang kalau semakin berat akan jatuh, maka jadilah
hujan”
6.
Cobalah
bersikap lebih ingin tahu
Sebagai orang tua, kita tidak
selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas pertanyaan anak kita. Namun orang tua
yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan kepercayaan anak kepada kita.
Anak usia dini merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya
mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka pecahkan. Sebaliknya jika kita tidak
mengetahui banyak hal, akan menimbulkan ketidakyakinan kepada anak kita, karena
setiap ia menanyakan sesuatu, ia tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan tidak
memuaskan.
Jadi sebagai orang tua, sebaiknya
kita juga selalu belajar, sehingga kita memiliki pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak usia dini dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya.
Penutup
Para orang tua yang berbahagia,
jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas,
sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan
pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan
pengetahuan anak usia dini, karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat
dinding kelas. Selain itu lebih menyenangkan, sebab mereka dapat mengalami
secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk
berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
Penggunaan lingkungan memungkinkan
terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, sebab anak usia dini dihadapkan
dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip
kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan
nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran
akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak
sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap
terpelihara.
Para orang tua yang tercinta, tahukah
berapa lama benda-benda berikut dapat terurai di dalam tanah ?
- Kertas : 2,5 bulan
- Kain katun : 1,5 tahun
- Kardus/karton : 5 bulan
- Filter rokok : 10-12 tahun
- Kantung plastik : 10-20 tahun
- Sepatu kulit : 25-43 tahun
- Baju/kaos berbahan nilon : 30-40
tahun
- Plastik keras (botol plastik,
dll) : 50-80 tahun
- Aluminium : 80-100 tahun
- Kaleng timah : 200-400 tahun
- Styrofoam : tidak bisa terurai
Padahal jika kita amati
benda-benda tersebut setiap hari semakin bertambah di lingkungan kita. Mari
kita manfaatkan berbagai jenis sumber belajar itu menjadi alat-alat permainan
yang mendidik, dan bermanfaat untuk anak kita. Semoga kita bisa membantu
menyelamatkan bumi kita, dengan cara yang sederhana namun bermakna. Selamat
mencoba.
Sumber Bacaan :
Hubungan antara Gaya Pengasuhan Orang
Tua dengan • Tingkah Laku Prososial Anak, Mahmud, H. R. Jurnal Psikologi. Vol
II. No. 1, h. 1-9: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh tahun 2003.
Psikologi Perkembangan, Hurlock, E.
B.. Alih bahasa: • Dra. Istiwidayanti dan Drs Soedjarwo, M.Sc.: Erlangga
Jakarta th.1993
Definisi Teknologi Pendidikan
(Penerjemah Yusufhadi • Miarso),
Association for Educational
Comunication Technology • (AECT), Jakarta: C.V. Rajawali. Tahun 1986.
Instructional Technology and Media
for Learning, Sharon • E. Smaldino, dkk, New Jersey: Pearson Merril Prentice
Hall tahun 2005.
Dedy
Andrianto, S.Kom
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian
Pendidikan Nasional
Tahun
2011
0 comments:
Post a Comment