Tema Parenting : (Mengasah Kecerdasan)
SERI BACAAN PARENTING ORANG TUA
Selama periode usia 2-4 tahun, anak
menunjukkan perubahan di seluruh aspek perkembangannya. Dari bayi yang sangat
bergantung pada orang lain menjadi anak yang mandiri dan dapat bergerak bebas
ke mana pun ia inginkan. Dari hanya bisa menangis, sekarang anak dapat
berbincang-bincang dengan asyik mengenai banyak hal dengan ibu-ayah. Demikian
pula perkembangan sosialnya, anak menikmati sekali bermain dengan teman-teman
sebayanya. Ia pun belajar berbagai keterampilan sosial dalam hubungan dengan
lingkungan sosialnya.
Buku berseri ini bertujuan agar
ibu-ayah dapat memahami aspek perkembangan anak pada enam tahun pertama
kehidupannya. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan ibu-ayah dapat mendampingi
dan menyediakan lingkungan yang lebih baik untuk anak mengembangkan
kemampuannya. Terdapat empat aspek utama perkembangan anak yang dibahas dalam
serial buku ini, yaitu: aspek gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa,
kecerdasan, dan sosial-emosi. Setiap aspek perkembangan memiliki keterkaitan
satu sama lain. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang terhadap aspek
perkembangan akan lebih berguna dibandingkan hanya berpusat pada satu aspek
saja. Setiap kegiatan yang diberikan di dalam buku ini bisa berdampak pada beberapa
aspek dan bermanfaat bagi perkembangan kemampuan anak.
Ibu dan ayah dapat memahami setiap
aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Khusus pada buku ini akan dibahas
mengenai aspek kognisi pada anak usia 2 sampai 4 tahun. Kognisi dikenal juga
dengan kemampuan belajar atau berpikir atau kecerdasan, yaitu kemampuan untuk
mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang
terjadi di lingkungannya, serta keterampilan menggunakan daya ingat dan
menyelesaikan soal-soal sederhana. Setiap anak memiliki kemampuan kecerdasannya
masing-masing.
Penting diingat, tujuan utama
memahami tahap perkembangan anak adalah agar kita dapat memberikan perangsangan
secara tepat, dengan berbagai cara dan variasi. Untuk itu, ibu dan ayah dituntut
kreatif dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan anak.
Contoh kegiatan yang ada di dalam buku ini dapat dikembangkan sesuai dengan
keadaan masing-masing anak. Setiap anak adalah unik dan kita harus dapat
memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melakukan kegitan yang barangkali
belum dikuasainya. Apalagi bila ibu-ayah merasa bahwa anak lain yang seusia
dengan anak sudah dapat melakukannya. Bila anak belum dapat melakukan kegiatan
yang dirangsangkan atau terlihat belum tertarik, cobalah kegiatan yang sama
beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
Di dalam pembahasan mengenai aspek
kecerdasan, buku ini akan memberikan contoh perangsangan dan kemampuan yang
dapat dikuasai anak pada usia 2 sampai 4 tahun. Penjelasan tersebut tidak
bersifat kaku atau suatu keharusan. Ingat, setiap anak adalah unik dan hasil
dari perangsangan dapat berbeda antar-anak. Setiap hari ibu-ayah akan menemukan
contoh-contoh bagaimana anak memahami suatu konsep baru dan menyelesaikan
persoalan yang ia hadapi. Ia menunjukkan perubahan dalam berpikir dan belajar.
KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
Berikut adalah kemampuan
berpikir/belajar/kecerdasan yang ditunjukkan anak pada periode usia 2-4 tahun.
- Anak mampu mengenali
simbol-simbol ia lihat memiliki arti tertentu, seperti logo suatu produk
atau toko. Selain itu, anak juga mulai dapat membayangkan suatu benda yang
tidak berada di hadapannya, misalnya, anak dapat menyebutkan mainan apa
saja yang ia miliki di rumah.
- Anak mulai berlatih
mengendalikan perhatian pada suatu benda atau kegiatan yang menarik
sehingga rasa ingin tahunya terpenuhi. Dengan anak memiliki kemampuan
untuk memusatkan perhatian yang cukup terhadap suatu hal/informasi, maka
ia dapat mengerti maksud dari informasi tersebut.
PERKEMBANGAN KECERDASAN
- Anak dapat mengingat pengalaman
yang baru saja terjadi (ingatan jangka pendek) dan yang terjadi beberapa
waktu lalu (ingatan jangka panjang).
- Anak dapat menggunakan bahasa
untuk bertanya, menyampaikan ide-idenya, dan untuk memperbaiki
pemahamannya terhadap lingkungan sekitarnya. Perkembangan bahasa yang luar
biasa bukan hanya akan memengaruhi keterampilan berbicaranya, tetapi juga
kemampuannya untuk belajar.
CARA BELAJAR
Anak tetap belajar dengan cara
menjelajahi lingkungannya dan bermain, juga melalui mendengar, berbicara, dan
berdiskusi (tukar pikiran). Tidak masalah ia bermain dengan kotak kosong,
mainan karet, bermain dengan sendok ketika makan, bermain puzzle (kepingan
gambar), atau bahkan tidak menggunakan mainan apa pun. Selama ia melakukannya
dengan senang dan menikmati pengalamannya dengan lingkungan, maka ia akan
belajar banyak hal baru.
Banyak kegiatan bisa kita lakukan
untuk merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak. Tetapi, tetap ingat bahwa
pembelajaran yang positif dan bermanfaat justru terjadi melalui rutinitas
sehari-hari. Contoh, kegiatan memakai pakaian di pagi hari melibatkan tugas
yang tidak sederhana. Ada kemampuan untuk memilih (mau pakai baju pergi atau
baju rumah), mencocokkan (baju merah dengan celana merah, mencari pasangan kaus
kaki), koordinasi (memasukkan kaki kanan terlebih dahulu sebelum kaki kiri),
daya ingat, dan konsentrasi. Percayalah, setiap hari anak akan belajar berbagai
hal baru.
KEMAMPUAN BERPIKIR MASIH TERBATAS
Penting untuk tetap memahami
kemampuan berpikir anak yang masih terbatas. Ibu-ayah harus ingat, anak
memiliki dua karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.
•
Pertama, anak belum memahami maksud dari “sebab-akibat” secara sempurna. Ia pun
masih kesulitan untuk mengenali hubungan antara dua kejadian. Contoh, ketika
bohlam lampu putus dan pada saat yang bersamaan anak sedang bersin, ia bisa
beranggapan bahwa bersin bisa menyebabkan lampu mati. Dengan demikian, ketika
di waktu lain anak bersin, maka ia berharap ada lampu yang mati karenanya. Oleh
karena itu, ibu-ayah harus menjelaskan kondisi yang terjadi sebenarnya kepada
anak. Ia mungkin tidak percaya dan belum mengerti, sehingga bisa jadi ia akan
meminta ibu-ayah untuk menjelaskannya berulang kali.
1. Kedua, kemampuan berpikir anak masih
menunjukkan kecenderungan bahwa ia melihat segala kejadian hanya dari sudut
pandangannya saja. Itulah sebabnya, ia masih kesulitan untuk memahami perasaan
orang lain. Ia baru akan mulai memahami sudut pandang orang lain sekitar akhir
tahun ketiganya.
Anak sangat menikmati kebersamaannya
dengan ibu-ayah, selain juga senang dengan kehadiran teman sebayanya. Melalui
kegiatan bermain bersama dan bercakap-cakap dengan temannya, anak mempelajari
banyak keterampilan baru. Bukan tidak mungkin ibu-ayah akan terperangah
dibuatnya. Di sisi lain, anak tampak tertarik dengan detail yang membuatnya
penuh rasa ingin tahu. Ibu-ayah dapat mendukung rasa ingin tahunya ini dengan
memberikan kesempatan mengetahui benda atau tempat-tempat baru sebagai
perangsangan baru.
2. Berkunjung ke kebun binatang.
Bersiaplah untuk menjawab semua
pertanyaan anak seperti, “Mengapa burung punya sayap? Kok, aku enggak punya?”
atau “Kenapa harimau memiliki belang di tubuhnya?” Mungkin juga ia akan meminta
gajah sebagai hewan peliharaan di rumah, ibu-ayah perlu menjelakan kepadanya
bahwa kita tidak bisa memelihara gajah di rumah karena rumah kita tidak muat
untuk tubuh gajah yang sangat besar, misalnya.
PERANGSANGAN KECERDASAN
Di Usia 2—3 Tahun
1. Membacakan buku cerita.
Anak
tidak hanya mendengarkan cerita ibu-ayah, tetapi juga akan bertanya banyak hal
mengenai cerita yang ibu-ayah bacakan. Sebaiknya libatkan anak dalam cerita
yang ibu-ayah bacakan dengan menanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Ajarkan konsep angka.
Berikan
satu mobil-mobilan sambil berkata, “Ini satu untukmu,” kemudian tambahkan satu
lagi dan katakan, “Jadi dua untukmu.” Anak akan memahami pengertian angka
sampai tiga atau empat pada periode usia ini.
3. Memilah mainan.
Minta
anak mengelompokkan mainan sesuai dengan kelompok yang sudah ibu-ayah buat.
Misalnya, kelompok mainan binatang, mobil-mobilan, dan boneka. Biarkan anak
berpikir terlebih dahulu sebelum meletakkan mainan sesuai dengan kelompoknya.
4. Mengenali tulisan namanya.
Pada awalnya anak tidak paham
perbedaan antara tulisan namanya dengan tulisan lain. Tunjukkan mana yang
bertuliskan namanya dan minta ia menemukan tulisan namanya di antara kata-kata
lainnya.
Perubahan utama yang ditampilkan anak
usia ini adalah ia mampu memusatkan perhatian secara maksimal pada setiap
kegiatan yang dilakukannya, sehingga anak bisa memperoleh informasi lebih
banyak lagi. Ia pun menjadi lebih percaya diri dalam belajar, sehingga
membuatnya bersemangat dalam mempelajari banyak hal baru.
Anak pun tertarik dengan kegiatan
berhitung dan saat ini ia lebih memahami arti bentuk serta warna dengan lebih
baik lagi. Mendekati ulang tahunnya yang ke-4, anak mulai menggunakan daya
ingatnya secara maksimal, misalnya untuk menemukan letak suatu benda dan untuk
mengingat informasi yang penting baginya. Kemampuannya terhadap pengenalan angka
juga berkembang.
5. Beri contoh.
Ingatlah, anak belajar lebih baik
dengan memerhatikan bagaimana ibu-ayah mengatasi situasi. Jelaskan pada anak
bagaimana ibu-ayah menyelesaikan suatu tugas sehingga ia bisa mempelajari
strateginya. Contoh, ibu kesulitan membuka tutup botol selai, katakan,
PERANGSANGAN KECERDASAN
Di Usia 3-4 Tahun
“Wah, tutupnya licin. Ibu ambil serbet dulu
ya, supaya membukanya lebih mudah karena sudah tidak licin lagi.”
1. Mengatur meja makan.
Ketika satanya makan bersama, minta
anak menghitung ada berapa orang yang akan makan bersama serta bagaimana cara
mengatur piring dan gelas.
2. Bermain tepuk tangan.
Bertepuklah dengan irama sederhana
dan minta anak mengulanginya. Lakukan sambil bermain. Jika anak sudah menguasai
satu irama, lanjutkan dengan irama yang lain.
3. Pengenalan angka.
Tunjukkan angka yang berada di
sekitarnya, misalnya nomor rumah, angka pada jam dinding, dan sebagainya. Minta
anak mengenali angka tersebut dan menyebutkannya.
4. Bermain tebak benda.
Minta anak mengingat benda-benda yang
ibu-ayah letakkan di atas sebuah baki, kemudian tutuplah baki itu dan minta
anak untuk menyebutkan benda-benda apa yang tadi dilihatnya.
PESAN UNTUK IBU-AYAH
Pada usia ini, ibu-ayah mungkin sudah
memiliki pandangan mengenai kemampuan anak. Di dalam hati, ibu-ayah merasa
bahwa ananda tergolong anak yang cerdas, biasa saja, atau bahkan lambat dalam
mempelajari sesuatu. Namun, perlu diingat, pendapat yang timbul terhadap anak
akan memengaruhi sikap ibu-ayah dalam menghadapi anak. Katakanlah, ibu-ayah merasa
ananda lambat dalam mempelajari sesuatu dibanding saudaranya atau teman
sebayanya, maka ibu-ayah akan menurunkan harapan padanya.
Ibu-ayah juga akan memaklumi bila
anak tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan alasan, “Oh ya, memang dia tidak
bisa melakukannya.” Akibatnya, anak menjadi tidak bersemangat dalam belajar dan
ini akan memperkuat anggapan ibu-ayah sebelumnya. Perkembangan anak pun akan
melambat karena alasan-alasan tersebut.
Itulah mengapa, sangat penting untuk
memiliki anggapan bahwa anak memiliki kemampuan belajar yang baik sehingga kita
sebagai orangtua dapat merangsangan dengan tepat. Jangan melarang anak terlalu
banyak. Biarkan ia menjelajahi lingkungannya di bawah pengawasan ibu-ayah dan
tetaplah menjaga keamanannya.
Sumber Bacaan :
Beyond
Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C,
Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright
Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child
Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod,
Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide
to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence,
oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach
Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam
Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your
Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown.
Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996
Dra.
S.R.R.Pudjiati,M.Si
Alzena
Masykouri, M. Psi
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian
Pendidikan Nasional
Tahun
2011
0 comments:
Post a Comment