Friday, March 2, 2018

Mengasah Kecerdasan Anak Usia Dini - Konsultan PAUD


Tema Parenting : (Mengasah Kecerdasan)
SERI BACAAN PARENTING ORANG TUA
Selama periode usia 2-4 tahun, anak menunjukkan perubahan di seluruh aspek perkembangannya. Dari bayi yang sangat bergantung pada orang lain menjadi anak yang mandiri dan dapat bergerak bebas ke mana pun ia inginkan. Dari hanya bisa menangis, sekarang anak dapat berbincang-bincang dengan asyik mengenai banyak hal dengan ibu-ayah. Demikian pula perkembangan sosialnya, anak menikmati sekali bermain dengan teman-teman sebayanya. Ia pun belajar berbagai keterampilan sosial dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Buku berseri ini bertujuan agar ibu-ayah dapat memahami aspek perkembangan anak pada enam tahun pertama kehidupannya. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan ibu-ayah dapat mendampingi dan menyediakan lingkungan yang lebih baik untuk anak mengembangkan kemampuannya. Terdapat empat aspek utama perkembangan anak yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu: aspek gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi. Setiap aspek perkembangan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang terhadap aspek perkembangan akan lebih berguna dibandingkan hanya berpusat pada satu aspek saja. Setiap kegiatan yang diberikan di dalam buku ini bisa berdampak pada beberapa aspek dan bermanfaat bagi perkembangan kemampuan anak.
Ibu dan ayah dapat memahami setiap aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Khusus pada buku ini akan dibahas mengenai aspek kognisi pada anak usia 2 sampai 4 tahun. Kognisi dikenal juga dengan kemampuan belajar atau berpikir atau kecerdasan, yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta keterampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana. Setiap anak memiliki kemampuan kecerdasannya masing-masing.
Penting diingat, tujuan utama memahami tahap perkembangan anak adalah agar kita dapat memberikan perangsangan secara tepat, dengan berbagai cara dan variasi. Untuk itu, ibu dan ayah dituntut kreatif dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan anak. Contoh kegiatan yang ada di dalam buku ini dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Setiap anak adalah unik dan kita harus dapat memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melakukan kegitan yang barangkali belum dikuasainya. Apalagi bila ibu-ayah merasa bahwa anak lain yang seusia dengan anak sudah dapat melakukannya. Bila anak belum dapat melakukan kegiatan yang dirangsangkan atau terlihat belum tertarik, cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
Di dalam pembahasan mengenai aspek kecerdasan, buku ini akan memberikan contoh perangsangan dan kemampuan yang dapat dikuasai anak pada usia 2 sampai 4 tahun. Penjelasan tersebut tidak bersifat kaku atau suatu keharusan. Ingat, setiap anak adalah unik dan hasil dari perangsangan dapat berbeda antar-anak. Setiap hari ibu-ayah akan menemukan contoh-contoh bagaimana anak memahami suatu konsep baru dan menyelesaikan persoalan yang ia hadapi. Ia menunjukkan perubahan dalam berpikir dan belajar.
KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
Berikut adalah kemampuan berpikir/belajar/kecerdasan yang ditunjukkan anak pada periode usia 2-4 tahun.
  1. Anak mampu mengenali simbol-simbol ia lihat memiliki arti tertentu, seperti logo suatu produk atau toko. Selain itu, anak juga mulai dapat membayangkan suatu benda yang tidak berada di hadapannya, misalnya, anak dapat menyebutkan mainan apa saja yang ia miliki di rumah.
  2. Anak mulai berlatih mengendalikan perhatian pada suatu benda atau kegiatan yang menarik sehingga rasa ingin tahunya terpenuhi. Dengan anak memiliki kemampuan untuk memusatkan perhatian yang cukup terhadap suatu hal/informasi, maka ia dapat mengerti maksud dari informasi tersebut.
PERKEMBANGAN KECERDASAN
  1. Anak dapat mengingat pengalaman yang baru saja terjadi (ingatan jangka pendek) dan yang terjadi beberapa waktu lalu (ingatan jangka panjang).
  2. Anak dapat menggunakan bahasa untuk bertanya, menyampaikan ide-idenya, dan untuk memperbaiki pemahamannya terhadap lingkungan sekitarnya. Perkembangan bahasa yang luar biasa bukan hanya akan memengaruhi keterampilan berbicaranya, tetapi juga kemampuannya untuk belajar.
CARA BELAJAR
Anak tetap belajar dengan cara menjelajahi lingkungannya dan bermain, juga melalui mendengar, berbicara, dan berdiskusi (tukar pikiran). Tidak masalah ia bermain dengan kotak kosong, mainan karet, bermain dengan sendok ketika makan, bermain puzzle (kepingan gambar), atau bahkan tidak menggunakan mainan apa pun. Selama ia melakukannya dengan senang dan menikmati pengalamannya dengan lingkungan, maka ia akan belajar banyak hal baru.
Banyak kegiatan bisa kita lakukan untuk merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak. Tetapi, tetap ingat bahwa pembelajaran yang positif dan bermanfaat justru terjadi melalui rutinitas sehari-hari. Contoh, kegiatan memakai pakaian di pagi hari melibatkan tugas yang tidak sederhana. Ada kemampuan untuk memilih (mau pakai baju pergi atau baju rumah), mencocokkan (baju merah dengan celana merah, mencari pasangan kaus kaki), koordinasi (memasukkan kaki kanan terlebih dahulu sebelum kaki kiri), daya ingat, dan konsentrasi. Percayalah, setiap hari anak akan belajar berbagai hal baru.
KEMAMPUAN BERPIKIR MASIH TERBATAS
Penting untuk tetap memahami kemampuan berpikir anak yang masih terbatas. Ibu-ayah harus ingat, anak memiliki dua karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.
• Pertama, anak belum memahami maksud dari “sebab-akibat” secara sempurna. Ia pun masih kesulitan untuk mengenali hubungan antara dua kejadian. Contoh, ketika bohlam lampu putus dan pada saat yang bersamaan anak sedang bersin, ia bisa beranggapan bahwa bersin bisa menyebabkan lampu mati. Dengan demikian, ketika di waktu lain anak bersin, maka ia berharap ada lampu yang mati karenanya. Oleh karena itu, ibu-ayah harus menjelaskan kondisi yang terjadi sebenarnya kepada anak. Ia mungkin tidak percaya dan belum mengerti, sehingga bisa jadi ia akan meminta ibu-ayah untuk menjelaskannya berulang kali.
1.    Kedua, kemampuan berpikir anak masih menunjukkan kecenderungan bahwa ia melihat segala kejadian hanya dari sudut pandangannya saja. Itulah sebabnya, ia masih kesulitan untuk memahami perasaan orang lain. Ia baru akan mulai memahami sudut pandang orang lain sekitar akhir tahun ketiganya.
Anak sangat menikmati kebersamaannya dengan ibu-ayah, selain juga senang dengan kehadiran teman sebayanya. Melalui kegiatan bermain bersama dan bercakap-cakap dengan temannya, anak mempelajari banyak keterampilan baru. Bukan tidak mungkin ibu-ayah akan terperangah dibuatnya. Di sisi lain, anak tampak tertarik dengan detail yang membuatnya penuh rasa ingin tahu. Ibu-ayah dapat mendukung rasa ingin tahunya ini dengan memberikan kesempatan mengetahui benda atau tempat-tempat baru sebagai perangsangan baru.
2.    Berkunjung ke kebun binatang.
Bersiaplah untuk menjawab semua pertanyaan anak seperti, “Mengapa burung punya sayap? Kok, aku enggak punya?” atau “Kenapa harimau memiliki belang di tubuhnya?” Mungkin juga ia akan meminta gajah sebagai hewan peliharaan di rumah, ibu-ayah perlu menjelakan kepadanya bahwa kita tidak bisa memelihara gajah di rumah karena rumah kita tidak muat untuk tubuh gajah yang sangat besar, misalnya.
PERANGSANGAN KECERDASAN
Di Usia 2—3 Tahun
1.    Membacakan buku cerita.
Anak tidak hanya mendengarkan cerita ibu-ayah, tetapi juga akan bertanya banyak hal mengenai cerita yang ibu-ayah bacakan. Sebaiknya libatkan anak dalam cerita yang ibu-ayah bacakan dengan menanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya.
2.    Ajarkan konsep angka.
Berikan satu mobil-mobilan sambil berkata, “Ini satu untukmu,” kemudian tambahkan satu lagi dan katakan, “Jadi dua untukmu.” Anak akan memahami pengertian angka sampai tiga atau empat pada periode usia ini.
3.    Memilah mainan.
Minta anak mengelompokkan mainan sesuai dengan kelompok yang sudah ibu-ayah buat. Misalnya, kelompok mainan binatang, mobil-mobilan, dan boneka. Biarkan anak berpikir terlebih dahulu sebelum meletakkan mainan sesuai dengan kelompoknya.



4.    Mengenali tulisan namanya.
Pada awalnya anak tidak paham perbedaan antara tulisan namanya dengan tulisan lain. Tunjukkan mana yang bertuliskan namanya dan minta ia menemukan tulisan namanya di antara kata-kata lainnya.
Perubahan utama yang ditampilkan anak usia ini adalah ia mampu memusatkan perhatian secara maksimal pada setiap kegiatan yang dilakukannya, sehingga anak bisa memperoleh informasi lebih banyak lagi. Ia pun menjadi lebih percaya diri dalam belajar, sehingga membuatnya bersemangat dalam mempelajari banyak hal baru.
Anak pun tertarik dengan kegiatan berhitung dan saat ini ia lebih memahami arti bentuk serta warna dengan lebih baik lagi. Mendekati ulang tahunnya yang ke-4, anak mulai menggunakan daya ingatnya secara maksimal, misalnya untuk menemukan letak suatu benda dan untuk mengingat informasi yang penting baginya. Kemampuannya terhadap pengenalan angka juga berkembang.
5.    Beri contoh.
Ingatlah, anak belajar lebih baik dengan memerhatikan bagaimana ibu-ayah mengatasi situasi. Jelaskan pada anak bagaimana ibu-ayah menyelesaikan suatu tugas sehingga ia bisa mempelajari strateginya. Contoh, ibu kesulitan membuka tutup botol selai, katakan,
PERANGSANGAN KECERDASAN
Di Usia 3-4 Tahun
 “Wah, tutupnya licin. Ibu ambil serbet dulu ya, supaya membukanya lebih mudah karena sudah tidak licin lagi.”
1.    Mengatur meja makan.
Ketika satanya makan bersama, minta anak menghitung ada berapa orang yang akan makan bersama serta bagaimana cara mengatur piring dan gelas.
2.    Bermain tepuk tangan.
Bertepuklah dengan irama sederhana dan minta anak mengulanginya. Lakukan sambil bermain. Jika anak sudah menguasai satu irama, lanjutkan dengan irama yang lain.
3.    Pengenalan angka.
Tunjukkan angka yang berada di sekitarnya, misalnya nomor rumah, angka pada jam dinding, dan sebagainya. Minta anak mengenali angka tersebut dan menyebutkannya.
4.    Bermain tebak benda.
Minta anak mengingat benda-benda yang ibu-ayah letakkan di atas sebuah baki, kemudian tutuplah baki itu dan minta anak untuk menyebutkan benda-benda apa yang tadi dilihatnya.

PESAN UNTUK IBU-AYAH
Pada usia ini, ibu-ayah mungkin sudah memiliki pandangan mengenai kemampuan anak. Di dalam hati, ibu-ayah merasa bahwa ananda tergolong anak yang cerdas, biasa saja, atau bahkan lambat dalam mempelajari sesuatu. Namun, perlu diingat, pendapat yang timbul terhadap anak akan memengaruhi sikap ibu-ayah dalam menghadapi anak. Katakanlah, ibu-ayah merasa ananda lambat dalam mempelajari sesuatu dibanding saudaranya atau teman sebayanya, maka ibu-ayah akan menurunkan harapan padanya.
Ibu-ayah juga akan memaklumi bila anak tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan alasan, “Oh ya, memang dia tidak bisa melakukannya.” Akibatnya, anak menjadi tidak bersemangat dalam belajar dan ini akan memperkuat anggapan ibu-ayah sebelumnya. Perkembangan anak pun akan melambat karena alasan-alasan tersebut.
Itulah mengapa, sangat penting untuk memiliki anggapan bahwa anak memiliki kemampuan belajar yang baik sehingga kita sebagai orangtua dapat merangsangan dengan tepat. Jangan melarang anak terlalu banyak. Biarkan ia menjelajahi lingkungannya di bawah pengawasan ibu-ayah dan tetaplah menjaga keamanannya.

Sumber Bacaan :
Beyond Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod, Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown. Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996

Dra. S.R.R.Pudjiati,M.Si
Alzena Masykouri, M. Psi

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011

0 comments:

Post a Comment