TEMA PARENTING :
Perilaku Sehat Pada
Anak Usia Dini
Seri
Bacaan Parenting Orang tua
Masa balita adalah masa emas
tumbuh-kembang anak. Peran ibu dan ayah dalam membesarkan anak menjadi bagian
penting terhadap pencapaian tumbuh-kembang anak yang optimal (baik). Salah
satunya dengan mengembangkan perilaku sehat sejak dini pada anak sehingga
terbentuklah pola hidup sehat. Mengapa harus sejak dini? Karena, membentuk pola
hidup sehat jauh lebih mudah daripada mengubah kebiasaan yang tidak sehat.
Untuk membentuk pola hidup sehat pada
anak, bukan hanya menjadi tugas orangtua semata, melainkan juga sekolah. Bila
anak luput memperoleh pendidikan tentang pola hidup sehat di sekolah dan di
rumah, maka pola hidup yang tidak sehat dapat menggagalkan pembentukan hari depan
dengan sosok tubuh yang sehat. Tentu saja, dibandingkan dengan sekolah, maka
orangtua mempunyai peran yang lebih besar dalam pembentukan pola hidup sehat
ini. Ingat, orangtua adalah pendidik yang pertama dan utama.
Ada beberapa hal yang perlu diajarkan
pada anak untuk mengembangkan perilaku sehat, yaitu menjaga kebersihan diri
maupun kebersihan lingkungan, dan menjauhi hal-hal yang berbahaya untuk
kesehatan. Nah, buku ini akan menguraikan dengan lengkap dan tuntas, apa saja
perilaku sehat yang dapat orangtua ajarkan kepada anak usia 2—4 tahun.
Pengertian Perilaku Sehat
Perilaku adalah kegiatan yang
dilakukan oleh individu (seseorang), baik yang dapat diamati (dilihat) secara
langsung maupun tidak langsung. Sedangkan sehat adalah suatu kondisi atau
keadaan yang baik, mencakup fisik, mental, dan sosial, jadi tidak hanya
terbebas dari penyakit saja. Dengan demikian, PERILAKU SEHAT adalah tindakan
seseorang atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, baik langsung maupun
tidak langsung, untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya serta
mencegah risiko penyakit. Untuk itu, seseorang harus memperoleh zat gizi yang
sesuai dengan kebutuhannya, melakukan olahraga secara rutin, memiliki waktu
istirahat dan tidur yang cukup, melakukan perawatan gigi dan mulut, menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, serta mencegah kecelakaan.
Manfaat Mengembangkan Perilaku Sehat Sejak Dini
Perilaku sehat yang diajarkan sejak
dini akan membentuk pola hidup sehat di kemudian hari. Anak akan terbiasa
dengan perilaku sehat yang tidak mudah hilang pada tahapan perkembangan
selanjutnya. Apabila anak telah memiliki pola hidup sehat, maka mereka akan:
1) Terbebas dari serangan berbagai macam
penyakit yang sering terjadi pada anak, seperti diare, demam, batuk/pilek,
campak. TBC, infeksi telinga, dan penyakit kulit.
2) Terlindungi dari potensi kecelakaan
yang selalu ada di lingkungan sekitar mereka, seperti terjatuh, tenggelam,
keracunan, tertusuk benda tajam atau duri.
3) Berbagai kemampuan yang dimiliki anak
akan tergali dan dapat dikembangkan dengan baik, sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang optimal.
Cara Anak Belajar Mengembangkan Perilaku Sehat
Kelompok anak usia 2—4 tahun memiliki
kemampuan belajar yang sangat cepat. Anak belajar dari bagaimana orang dewasa
memperlakukan mereka. Jika ibu-ayah membiasakan perilaku sehat sejak dini, maka
anak pun akan terbiasa dengan perilaku sehat tersebut. Misalnya, ibu-ayah
membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum makan, maka kebiasaan tersebut
akan menetap sampai tahap perkembangan selanjutnya.
Anak juga belajar dari apa yang
mereka lihat, dengar, dan dari pengalaman tentang suatu kejadian. Anak belajar
melalui pengamatan mereka terhadap suatu kegiatan yang dilakukan ibu-ayah atau
gurunya. Anak belajar dari apa yang mereka dengar dari orangtua dan orang-orang
sekitar mereka serta lingkungannya. Anak akan meniru kegiatan ibu-ayah sehingga
mereka memperoleh pengalaman tentang suatu kegiatan.
Melihat, mendengar, dan meniru suatu
kegiatan yang terjadi berulang kali akan membentuk pola tertentu pada anak
sehingga mereka mahir melakukan kegiatan tersebut. Ibu-ayah hendaknya dapat
memberikan contoh-contoh perilaku sehat pada anak sehingga mudah ditiru dan
diikuti oleh anak. Lakukan dengan cara-cara yang menarik dan menyenangkan,
seperti bermain. Ingat, dunia anak adalah dunia bermain. Melalui permainan,
anak akan merasa senang dalam meniru sehingga mau melakukan perilaku sehat
tersebut.
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah
kebersihan tempat tinggal, tempat kerja atau bermain, dan sarana umum.
Kebersihan tempat tinggal dapat diperoleh dengan cara mengelap pintu dan
jendela maupun perabotan rumah tangga, menyapu rumah dan mengepel lantai,
mencuci peralatan makan dan memasak, membersihkan ruangan dari debu dan
serangga, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah pada
tempatnya. Kebersihan lingkungan dimulai dari membersihkan halaman dan selokan
serta jalan di depan rumah dari sampah.
Anak dapat diajarkan tentang
kebersihan lingkungan ini sejak dini. Kegiatan paling sederhana yang dapat
dilakukan anak adalah membuang sampah pada tempatnya; meletakkan sepatu pada
tempatnya; meletakkan peralatan makan yang kotor pada tempatnya; menggunakan
alas kaki jika hendak keluar rumah; menutup mulut pada saat batuk dan bersin;
menjauhi asap rokok, asap dapur, asap pembakaran sampah, asap kendaraan
bermotor; membersihkan mainan; serta buang air besar (BAB) dan buang air kecil
(BAK) di WC. Selain itu, ibu-ayah dapat melibatkan ananda dalam
kegiatan-kegiatan terkait dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan seperti
merapikan mainan, menyapu rumah, menyapu halaman, mengepel rumah, dan
lain-lain.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk
menjaga kebersihan lingkungan: membuang sampah pada tempatnya, meletakkan
sepatu pada tempatnya, menutup mulut pada saat batuk dan bersin, menjauhi asap
rokok, asap dapur, asap pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor,
menbersihkan mainannya, dan buang besar dan kecil di WC
Menjaga Kebersihan Diri
Yang dimaksud kebersihan diri adalah
kebersihan anggota tubuh dan pakaian. Adapun kegiatan untuk menjaga kebersihan
diri adalah sebagai berikut.
Mandi
Kegiatan mandi dilakukan minimal 2
kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore. Anak dimandikan dengan menggunakan
sabun dan air bersih. Berikut cara memandikan anak usia 2—4 tahun:
- Bersihkan wajah anak dengan air
bersih. Dimulai dari bagian kening, pipi, hidung, area sekitar bibir, lalu
dagu. Setelah itu, bersihkan mata dari bagian dalam mata ke arah luar
dengan usapan yang lembut. Selanjutnya yang terakhir, bersihkan daun telinga
dan bagian belakang telinga.
- Siram seluruh tubuh anak dengan
air bersih.
- Gunakan waslap yang telah
dibasahi dengan air bersih dan sabun untuk membersihkan:
a. bagian badan atas, mulai leher, dada,
perut, punggung, dan bokong;
b. tangan, mulai ketiak, lengan atas,
lengan bawah, telapak tangan, kuku, dan sela-sela jari-jari.
c. kaki, mulai selangkangan, paha,
tungkai, telapak kaki, kuku, dan sela-sela jari-jari kaki.
- Gunakan waslap baru yang telah
dibasahi air bersih dan sabun, lalu bersihkan bagian kemaluan. Pada anak
perempuan, bersihkan daerah kemaluan dari arah depan
d. Mengembangkan Perilaku Sehat Pada
Anak Usia 2-4 Tahun 15
e. ke belakang. Sedangkan pada anak
laki-laki, bersihkan alat kemaluan dengan cara menarik kulit kemaluan perlahan,
terutama bagi anak laki-laki yang belum disunat.
- Setelah disabuni dan digosok,
seluruh tubuh dibilas dan dibersihkan secara cermat sehingga sisa-sisa
sabun tidak tertinggal di tubuh anak. Berikutnya, keringkan seluruh badan
anak dengan menggunakan handuk bersih dan lembut.
- Setelah seluruh badan kering,
dapat diberikan bedak atau pelembap untuk mencegah kulit kering. Penting
diperhatikan, bagian kemaluan jangan sampai terkena bedak/pelembap karena
dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Keramas
Rambut dicuci dengan menggunakan
sampo khusus untuk anak secara teratur minimal 2 hari sekali. Mengajarkan
mencuci rambut pada anak bukanlah hal yang mudah. Kadang-kadang anak menolak
dengan berbagai alasan, seperti takut, matanya perih, dan sebagainya. Agar anak
tertarik, lakukan kegiatan tersebut dengan cara menyenangkan. Bila perlu, ajak
anak terlebih dahulu untuk memilih sampo yang dia sukai. Beri tahu anak untuk
memilih sampo khusus buat anak karena tidak menimbulkan rasa perih di mata.
Ajari anak cara keramas yang benar
yaitu dengan membasahi rambut, membalurinya dengan sampo, dan pijat-pijat kulit
kepala, kemudian rambut dibilas sampai bersih. Setelah itu, rambut dikeringkan
dengan menggunakan handuk yang bersih dan lembut. Sisirlah rambut dengan
menggunakan sisir yang tepat sehingga minyak alami yang terdapat pada rambut
dapat menyebar ke seluruh bagian rambut. Menyisir rambut juga dapat
membersihkan dan merangsang pertumbuhan rambut serta melancarkan peredaran darah
pada rambut dan kulit kepala. Bersihkan telinga bagian luar setiap hari dengan
menggunakan waslap pada saat mandi. Jangan lupa membersihkan bagian belakang
telinga. Hindari membersihkan lubang telinga bagian dalam karena dapat
membahayakan. Sesungguhnya kotoran telinga dapat keluar dengan sendirinya
ketika kita mengunyah makanan.
Perawatan Gigi
Gosok gigi bertujuan menghilangkan
sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi. Sisa makanan yang tidak dibersihkan
dapat menyebabkan gigi rusak sehingga mengganggu kemampuan anak untuk menguyah
makanan. Agar anak terbiasa merawat giginya, lakukan hal-hal berikut:
1. Gosoklah gigi anak, segera setelah
gigi pertamanya tumbuh.
2. Lakukan gosok gigi secara teratur 2
kali sehari, pada pagi dan malam sebelum tidur.
3. Biasakan anak melihat ibu-ayahnya
menggosok gigi.
4. Biarkan anak memegang sendiri sikat
giginya sambil bermain meniru gerakan gosok gigi. Anak biasanya sudah mampu
memegang sikat gigi sendiri dan sudah bisa diajarkan menggosok gigi menggunakan
pasta. Beri tahu anak untuk tidak menelan odol.
5. Ajari anak gosok gigi sendiri dengan
cara berikut:
·
Ibu
(ayah) dan anak berdiri di depan cermin. Dari belakang, pegang tangan anak dan
arahkan sikat giginya ke gigi yang akan disikat.
·
Suruh
anak menirukan cara ibu (ayah) memegang sikat dan cara ibu (ayah) menggerakkan
sikat gigi untuk membersihkan gigi.
6. Berikan kesempatan pada anak untuk
mencoba menggosok giginya sendiri walaupun belum benar cara menggosoknya.
Setelah selesai gosok gigi, suruhlah anak untuk berkumur dengan air matang
beberapa kali.
7. ada anak usia 3 tahun dapat diajarkan
menggosok gigi dengan cara sederhana yaitu:
1) Gosok seluruh gigi depan bagian atas
dan bawah dengan gerakkan ke atas dan ke bawah.
2) Kemudian, seluruh gigi bagian samping
dan seluruh gigi bagian belakang.
3) Kumurlah dengan air bersih beberapa
kali.
8. Selain itu, agar gigi anak sehat,
jauhkan anak dari makanan/minuman manis dan bersoda, seperti permen, cokelat,
dan soft drink (minuman ringan mengandung soda).
Mencuci Tangan
Kuman dan virus dapat bertahan hidup
hingga 2 jam di atas permukaan kulit, meja, gagang pintu, mainan, dan
lain-lain. Kebersihan tangan yang tidak terpelihara dengan baik dapat
menyebabkan penyakit seperti diare, batuk, pilek, dan demam. Agar kebersihan
tangan tetap terjaga, anak sebaiknya diajarkan mencuci tangan setiap kali
setelah ke WC, bermain, dan berpergian, juga sebelum makan. Ajari anak
bagaimana cara mencuci tangan yang benar.
Cara mencuci tangan yang benar adalah
dengan menggunakan sabun dan dicuci pada air bersih yang mengalir. Sabun
digosokkan pada kedua telapak tangan, lalu gosok telapak tangan, punggung tangan,
sela-sela jari dan kuku hingga pergelangan tangan minimal 15—20 detik. Setelah
itu dibilas dengan air bersih yang mengalir, lalu keringkan tangan dengan
menggunakan handuk bersih atau tisu. Agar lebih menarik perhatian anak, lakukan
kegiatan cuci tangan sambil bernyanyi.
Kebersihan Kaki
Kebersihan kaki dapat dipelihara
dengan membiasakan mencuci kaki setiap kali usai bepergian, sehabis mengenakan
sepatu berlama-lama, ketika hendak naik ke tempat tidur atau saat akan
berangkat tidur. Caranya hampir mirip dengan mencuci tangan: dibasuh dengan air
mengalir, digosok secara merata sampai sela-sela jari kaki, dan gunakan sabun
sebagai alat pembersihnya.
Ganti Baju
Ajari anak mengganti baju yang sudah
dipakai saat keluar rumah. Begitu pun baju yang sudah dipakai seharian. Meski
tampaknya tidak kotor tetapi di situ banyak sekali debu, keringat, dan kotoran
yang menempel. Jika anak menolak dan bertanya, “Mana kotor?” atau mengatakan,
“Masih bersih, kok!”, ibu-ayah dapat menjawabnya dengan praktik dan pembuktian.
Perlihatkan bagian baju yang kotor atau ajak Seorang anak sedang mencuci kaki
setelah pulang sekolah anak bersama-sama mencuci bajunya dan perlihatkan air
bekas mencuci baju yang menurutnya masih bersih. Dengan begitu, anak akan paham
dan mau menerima apa yang ibu-ayah sampaikan.
Kebutuhan Gizi
Pada usia 18 bulan, biasanya anak
mulai sulit makan. Anak suka memilih dan rewel dalam hal makanan. Anak mungkin
makan sangat rakus pada suatu hari dan esok harinya tidak mau makan sama
sekali. Dalam memilih makanan, anak dipengaruhi berbagai faktor, seperti rasa,
jumlah (piring terlalu penuh), dan cara penyajian (menarik atau tidak).
Kebiasaan makan terbina pada usia 2—3 tahun. Nah,
Ibu mencuci pakaian bersama AUD dan
memperlihatkan warna air cucian yang kotor agar anak mau makan sehingga
kebutuhan gizinya dapat terpenuhi, inilah beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian ibu dan ayah.
1) Biasakan anak (juga seluruh anggota
keluarga) setiap hari mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terdiri atas
makanan pokok (nasi, mi, bihun), lauk (daging, ikan, ayam, tahu, tempe),
sayuran, dan buah.
2) Tidak memaksa anak untuk makan,
tetapi jadikanlah
3) Anak sedang makan nasi, lauk, sayur
dan menyuap sendiri dimeja makan dengan ditemani oleh ibu waktu makan sebagai
saat yang menyenangkan.
4) Janganlah waktu makan digunakan untuk
mengajarkan disiplin apalagi bertengkar.
5) Jangan menyuruh anak makan setelah ia
bermain aktif, karena ia tak akan bisa duduk diam selama waktu makan dan
menjadi gelisah.
6) Perhatikan cara penyajian makanan.
Jangan langsung diberikan makanan dalam porsi besar, lebih baik sedikit dulu
sehingga nanti ia minta tambah.
7) Bagi anak, yang penting bukanlah
jumlah yang dimakan, melainkan apa yang akan dia makan.
8) Anak-anak menyukai makanan yang
disajikan dalam piring atau mangkok, dengan sendok yang sama setiap kali makan.
9) Selera dan pilihan makanan anak tidak
menentu. Anak mungkin mau makan makanan yang sama selama 3 hari berturut,
setelah itu dia tidak mau memakannya lagi.
Kebutuhan Tidur dan Beraktivitas
Seiring dengan bertambahnya usia,
kebutuhan tidur seseorang semakin berkurang. Jika sewaktu bayi, sebagian besar
waktu anak dihabiskan dengan tidur, maka sekarang tidak lagi. Malah, setelah
usia 3 tahun, kebanyakan anak tidak lagi tidur siang. Adanya perubahan
kebutuhan tidur ini disebabkan anak telah “berubah” menjadi sosok yang sangat
aktif. Ini terjadi karena anak tengah mengembangkan seluruh kemampuan yang ada
di dalam dirinya, termasuk memuaskan rasa ingin tahunya yang besar.
Masalah tidur muncul terutama ketika
anak mau berangkat tidur. Biasanya karena takut akan perpisahan dengan
ibu-ayah. Kebiasaan sebelum tidur, seperti berdoa dan membaca cerita, dapat
membantu menghilangkan rasa tak aman sebelum tidur ini. Ada pula anak yang
membawa benda-benda kesayangannya, seperti mainan, selimut atau bantal khusus,
Ibu sedang menemani anak berangkat
tidur. Ibu mengajak anak untuk berdoa sebelum tidur sebagai teman tidurnya. Tak
mengapa, karena hal ini bisa membantu anak untuk bisa tidur dengan nyaman dan
aman.
Anak juga butuh beraktivitas. Seperti
sudah disinggung di atas, anak usia ini sangat aktif karena ia tengah
mengembangkan seluruh kemampuan yang ada di dalam dirinya agar ia dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik sehingga kelak menjadi anak yang berkualitas. Oleh
karena itu, berikanlah kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang seluruh
kemampuannya itu, baik dari aspek gerak, kecerdasan, bahasa, maupun
sosial-emosionalnya. Semua kegiatan itu dapat dilakukan di rumah dan di
sekolah, tentu dengan cara-cara yang menyenangkan.
Mencegah Kecelakaan
Kecelakaan menyebabkan lebih banyak
kematian pada anak usia 1-4 tahun. Faktor utama meningkatnya kecelakaan pada
anak adalah perkembangan pergerakan yang cepat dan tidak disadarinya bahaya
dalam lingkungan. Kecelakaan yang sering terjadi pada anak adalah jatuh,
tenggelam, tertelan benda asing, luka bakar dan tertusuk duri tanaman atau
benda tajam. Agar anak terhindar dari kecelakaan, ibu-ayah harus melindungi
anak dari bahan dan benda berbahaya seperti obat-obatan, sabun, detergen,
minyak tanah, racun serangga, mercon, pisau, colokkan listrik, kabel, kompor,
setrikaan, termos air panas, dan lainnya. Hindari anak bermain dekat sumur,
kolam, sungai, dan jalan raya.
Minta anak menggunakan alas kaki pada
saat keluar rumah. Ibu-ayah atau orang dewasa lain di dalam keluarga agar
selalu mendampingi anak usia ini di mana pun ia berada, sehingga dapat mencegah
hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
Sumber Bacaan
1. Clinical Manual of Pediatric Nursing,
Donna L. Wong, Mosby, 1996.
2. Development of Food Preferences, Birch,
L. L., Annu. Rev.Nutr., 1999.
3. Imitation and Variation: reflections
on toddlers’ strategies for learning, Marita Lindahl dan Ingrid Pramling
Samuelsson, Scandinavian Journal of Education Research, 2002.
4. Nursing Care of Infants and Children,
Donna L. Mosby, 2003.
5. Nursing Care of Infants and Children,
Hockenberry, M., J. & Wilson, D., Mosby, 2007.
6. Nutrition Essential for Nursing
Practice. Dudek, S.G., Lippincott Williams & Wilkins, 2006.
7. Play and Learning-inseparable
dimensions in preschool practice, Inggrid Pramling Samuelsson & Eva
Johansson, Early Childhood Development and Care, 2006.
Elfi
Syahreni, S.Kp., Pg.Dipl.
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian
Pendidikan Nasional
Tahun
2011
0 comments:
Post a Comment