“APA TUH?”
Kata-kata “Apa tuh?” saat ini menjadi bunyi yang indah di
telinga penulis. Celoteh itu keluar dari mulut anak usia 27 bulan setiap kali
ia melihat sesuatu yang baru dan ingin diketahuinya. Dengan mata berbinar dan
suara melengking khas anak kecil, ia tidak henti-hentinya bertanya, “Apa tuh?”,
“Apa tuh?” tanpa mengenal lelah, bak seorang yang kehausan di padang pasir dan
menemukan oase (daerah di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan pemukiman
manusia). Kadang mulut tergoda untuk berkata, “Aduh, ananda ini cerewet atau
bawel banget, ya!” Untunglah kalimat tersebut tak terlontar dari mulut penulis
karena penulis menyadari, ini adalah masa keemasan anak untuk belajar
mengembangkan kosakata (perbendaharaan kata) dan merupakan cara dia membangun
kemampuan berpikirnya, sehingga tutur kata (perkataan) dan sikap pun berubah
untuk menerima pertanyaan-pertanyaan itu dengan senang hati dan berusaha
menjawabnya.
Ada sebuah situasi yang menakjubkan ketika mengamati periode
bertanya pada anak batita (bawah tiga tahun). Bayangkan, seorang anak yang
belum bisa bicara menjadi bisa berbicara satu kata dengan terbata-bata. Tahap
berikutnya adalah ketika anak berbicara dengan dua kata ajaibnya, yaitu, “Apa, tuh?”
Kata tersebut seperti tombol untuk menghidupkan mesin yang baru ditekan. Dengan
cepat, banyak kata yang diserap dan diucapkan kembali oleh anak, walaupun
artikulasinya (pengucapannya) belum jelas. Dengan bertambahnya usia, maka
artikulasinya menjadi semakin jelas dan kemampuan berbicaranya menjadi lebih
kompleks.
KEMAMPUAN BAHASA ANAK
Kemampuan seorang anak dalam berbahasa menjadi sangat penting
bagi perkembangan kecerdasannya. Semakin banyak kata yang dimiliki anak dan
semakin rumit penggunaan kata-kata di dalam rangkaian sebuah kalimat dapat
menunjukkan kecerdasan seorang anak. Tidaklah mengherankan anak yang pandai
akan memperlihatkan keinginan tahunya dengan cara banyak bertanya. Walaupun
tidak berarti bahwa anak yang pandai itu selalu cerewet atau sebaliknya.
Keinginan tahu anak juga bisa ditampilkan dengan cara mengutak-atik benda yang
ada dan lain-lain.
Kemampuan berpikir anak normal (tidak mengalami
gangguan/keterlambatan perkembangan) memiliki pola yang khas. Anak mulai
mempertanyakan tentang fakta-fakta melalui pertanyaan “apa”. Dengan
bertambahnya usia dan kemampuan berpikirnya, anak mencoba bertanya “mengapa”(bertanya
tentang sebab dan akibat) sampai pada “bagaimana” (bertanya tentang proses).
Untuk pertanyaan “apa”, tidak sulit bagi ibu dan ayah menjawabnya. Tak demikian
untuk menjelaskan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”, ibu dan ayah
membutuhkan alasan dalam menjawabnya. Penting untuk memberikan penjelasan
secara sederhana saja namun masuk akal.
Perlu dipahami, tidak semua anak sering bertanya. Ada anak
pendiam karena memang secara keturunan berasal dari ibu dan ayah yang pendiam
atau meniru dari lingkungan keluarga yang juga pendiam. Pola pengasuhan pun
ikut berperan sehingga anak malas bertanya dan menjadi pendiam, semisal sering
menyalahkan, sering melarang. Selain itu, anak dapat menjadi pendiam karena
keterlambatan perkembangan bahasa yang disebabkan oleh (1) gangguan secara
fisik di alat pendengaran atau alat bicara, sehingga anak tidak mampu mendengar
dan tidak bisa menirukan suara; (2) gangguan perkembangan di otak, sehingga
terjadi keterbelakangan mental; dan (3) keterlambatan perkembangan akibat
kurang stimulasi (perangsangan).
Apa pun pertanyaan yang diajukan anak, hendaknya mendapatkan
tanggapan yang positif dari ibu dan ayah atau orang dewasa di sekitarnya. Tidak
perlu marah-marah untuk menghentikannya, cukup dengan kalimat yang tegas dan
sederhana seperti, “Tunggu sebentar ya, Nak, Ibu masih bicara dengan Ayah.”
Atau, “Wah, Ibu kurang tahu, nanti kita tanya Ayah, ya.” Sikap yang tegas dan
jelas akan membantu anak belajar mengatur dirinya, kapan harus bertanya dan
kapan harus berhenti sejenak. Jika ibu dan bapak merasa kewalahan, coba alihkan
pada kegiatan-kegiatan lain yang bermakna.
Kadang-kadang orangtua menjadi jengkel karena anak usia
dininya banyak bertanya dengan pertanyaan yang sama dan berulang-ulang. Mengapa
anak menanyakan secara berulang-ulang? Hal ini disebabkan anak belum paham
tentang jawaban atas pertanyaannya. Selain juga, pertanyaan yang berulang
merupakan cara anak untuk bisa mengingat tentang jawaban yang diberikan.
Contoh, anak bertanya, “Apa tuh?” sambil menunjuk ke arah daun-daunan. Orangtua
menjawab, “Itu daun, Nak.” Anak pun bertanya lagi “Apa, tuh?” sambil tetap
menunjuk pada daun-daunan yang sama. Orangtua harus menjawab dengan jawaban
yang lebih lengkap seperti, “Oh, itu daun sirih. Daunnya lebar, ya. Wah, itu
ada yang kuning, itu daun sirih yang layu.” sambil kita menunjukkan daun sirih
tersebut. Berikan kesempatan pada anak untuk menyentuh dan mencium daun sirih
itu sehingga anak menjadi tahu dan yakin akan daun sirih tersebut. Setelah anak
bertanya, kita yang kembali bertanya kepadanya, “Nak, ini buah apa?” sambil
menunjuk gambar buah jeruk. Jika anak belum bisa menjawab secara utuh, bisa
kita pancing dengan, “Ini gambar buah je… ruk.”
Ada juga anak-anak yang bertanya berulang kali dengan
pertanyaan yang sama untuk mendapatkan perhatian ibu dan bapak. Oleh karena
itu, jika anak bertanya, ibu dan bapak harus menjawab dengan penuh perhatian.
Berikan waktu yang cukup untuk berbicara dan bermain dengan anak, serta gunakan
bahasa tubuh yang benar. Jadi, ketika anak berbicara dengan kita, coba perhatikan
wajahnya, berjongkoklah agar pandangan anak sejajar dengan pandangan kita,
dengarkan anak berbicara sampai selesai baru kemudian menjawabnya dengan
santun. Tidak perlu tergesa-gesa menyimpulkan atau menolak pertanyaan anak.
Anak pun dapat bertanya dan bertanya lagi ketika ia
menghadapi situasi yang serupa dengan yang pernah dialaminya. Dalam kondisi
seperti ini, ibu dan bapak harus dapat memberikan penjelasan yang lebih
lengkap.
0-6 bulan Menangis dengan berbagai cara untuk menunjukkan
bahwa dia mengompol, lapar, kesepian, kesakitan.
Bersuara untuk menyampaikan kesenangan atau ketidaksenangan.
Bergumam.
Mengetahui dan melihat ke arah suara atau bunyi-bunyi yang
dikenalnya.
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK
Sebelum ibu dan bapak menjawab pertanyaan yang muncul dari
anak, ada baiknya jika ibu dan bapak memahami ciri-ciri dari kemampuan bahasa
anak. Dengan demikian diharapkan ibu dan bapak tidak akan salah dalam menjawab
pertanyaan anak.
USIA
KEMAMPUAN BAHASA
12 Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak
6-12 bulan
Dapat melambaikan tangan.
Menoleh ketika namanya dipanggil.
Paham nama-nama dari benda-benda yang dikenalinya.
Senang melihat buku bergambar.
Memerhatikan jika ada orang yang bercakap-cakap.
Menyebutkan satu kata.
Mengoceh seakan-akan sedang berbicara.
Mengatakan “ma… ma” atau “da… da”.
Mengidentifikasi anggota keluarga dan benda-benda yang
dikenalnya.
Menunjuk beberapa anggota tubuhnya seperti hidung, telinga.
Mengikuti satu perintah sederhana.
Mengucapkan dua kata atau lebih.
Menirukan bunyi-bunyian yang dikenalnya, seperti bunyi mobil,
suara kucing.
Mengulangi beberapa kata.
Memerhatikan orang yang mengajaknya bicara.
Mengatakan “dadah” atau “ekom” (untuk assalamualaikum) jika
diingatkan.
Menggunakan bahasa ekspresi “oh… oh”.
Meminta sesuatu sambil menunjuk pada bendanya.
Mengidentifikasi benda yang ada di buku bergambar.
Bisa mengatakan sekitar 50 kata, tapi bisa memahami lebih
dari itu.
USIA
KEMAMPUAN BAHASA
Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak 13
Menirukan satu kata yang diucapkan oleh orang lain.
Berbicara sendiri.
Menyebutkan nama dari mainan dan benda-benda yang dikenalnya.
Menggunakan dua atau tiga kata dalam kalimatnya “mama minum”
“bapak pergi kantor”.
Bersenandung atau mencoba sebuah lagu sederhana.
Mendengarkan lagu anak-anak.
Menunjuk anggota tubuh yang diminta seperti, “Mana mata?”
“Mana hidung?”, “Mana telinga?”
Menggunakan kata “daaah”, “minta”, “terima kasih”.
Bisa mengidentifikasi 10 gambar yang ada di buku jika
disebutkan.
Menggunakan kalimat sederhana.
Merespons jika namanya dipanggil.
Merespons pada petunjuk yang sederhana.
USIA
KEMAMPUAN BAHASA
14 Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak
Menikmati cerita dan lagu yang sederhana.
Menggunakan dua atau tiga kata dalam kalimatnya.
Menikmati melihat-lihat buku.
Menunjuk pada mata, telinga dan hidung yang disebutkan.
Mengulangi kata-kata yang diucapkan orang lain.
Kosakatanya sudah bertambah menjadi 500 kata.
75—80% cara berbicaranya sudah jelas dan bisa dimengerti.
Bisa mengatakan nama depan dan nama lengkapnya.
Memahami kata-kata yang menunjukkan posisi seperti di atas,
di bawah, pada, dan di dalam.
Memahami sekarang, sebentar lagi, dan nanti.
Bertanya dengan pertanyaan siapa, apa, di mana, dan mengapa.
Bicaranya sudah menggunakan 3 sampai 5 kata dengan lengkap.
Kadang bicaranya terlalu cepat atau gagap.
Senang mengulang-ulang kata dan bunyi.
Menyimak cerita pendek.
Menyukai cerita yang sudah dikenalnya dan diceritakan dengan
sama.
Menikmati dongeng.
USIA
KEMAMPUAN BAHASA
Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak 15
Bisa menyanyi.
Mengenali suara-suara yang ada sehari-hari.
Bisa mengidentifikasi warna primer seperti merah, biru,
kuning, hijau.
Mengenali beberapa huruf yang diajarkan dan mungkin bisa
menulis namanya sendiri.
Mengenali kata-kata yang tidak asing dari buku sederhana atau
simbol-simbol (stop, M untuk Mc Donald).
Berbicara dengan kalimat yang cukup kompleks.
Menikmati lagu sederhana.
Belajar tentang nama, alamat, dan nomor telepon.
Bertanya dan menjawab pertanyaan siapa, apa, mengapa, di.mana
dan jika.
Menyebutkan enam hingga delapan warna dan tiga bentuk.
Mengikuti dua perintah yang tidak berhubungan, seperti “Minum
susumu kemudian pakai sepatu sebelum berangkat sekolah.”
Senang bicara dan mengelaborasi (membuat) kalimat.
Senang menggunakan kata-kata yang mengejutkan orang lain.
Melucu yang tidak masuk akal orang dewasa.
USIA
KEMAMPUAN BAHASA
16 Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak
Berbicara dengan kata-kata dan tata bahasa yang benar.
Bisa mengekspresikan dirinya melalui bermain peran.
Menurut (?) namanya sendiri, huruf, dan angka.
Membaca kata-kata yang sederhana.
TIP MENGEMBANGKAN KECERDASAN BAHASA ANAK
Untuk mengembangkan kecerdasan anak melalui bahasa, ada beberapa
hal yang perlu dilakukan ibu dan ba[ak, di antaranya:
1. Memberikan respons/tanggapan secepat mungkin. Ketika anak
bertanya kepada kita, segeralah menjawabnya. Jangan menyia-nyiakan rasa ingin
tahu dan kesempatan emas anak untuk belajar sesuatu.
2. Menyediakan jawaban yang sesuai dengan kemampuan berpikir
anak.
3. Berikan pertanyaan yang terkait dengan apa yang sedang
anak tanyakan atau perhatikan. Siapkan pertanyaan pancingan agar anak mau
menjawab secara lebih lengkap.
4. Berikan jawaban sebatas yang ditanyakan. Jawaban yang
panjang lebar dapat membuat anak bingung.
5. Lakukan kontak mata ketika berbicara dengan anak. Usahakan
untuk menyesuaikan dengan tingkat
USIA
KEMAMPUAN BAHASA
Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak 17
penglihatan anak. Bila perlu, berjongkoklah ketika berbicara
dengan anak, sehingga ia bisa melihat mata kita dan sebaliknya.
6. Jika orangtua tidak bisa menjawab, coba cari jawaban
dengan berusaha bersama anak, sehingga anak juga belajar bagaimana mencari
sumber jawaban. Jangan asal menjawab karena anak-anak dapat salah mengerti
18 Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak
ANEKA PERTANYAAN ANAK
DAN JAWABANNYA
‘
Kadang tidak disadari kita memberikan jawaban atas pertanyaan
anak dengan jawaban yang terlalu sulit atau abstrak, sehingga anak bingung atau
tidak paham akan jawaban kita. Perlu diingat, anak usia dini memiliki cara
berpikir yang masih sangat konkret. Jadi, setiap jawaban yang ibu dan bapak
berikan hendaknya bersifat konkret dan sederhana saja. Berikut ini beberapa
pertanyaan yang sering muncul pada anak-anak usia dini dan contoh jawabannya.
BERKAITAN DENGAN SEKSUALITAS
1. ”Mengapa tempat pipisku beda dengan punya Kakak?”
”Iya, tempat pipismu berbeda dengan Kakak, karena kamu adalah
laki-laki sama dengan Ayah. Kakakmu adalah perempuan sama dengan Ibu. Tempat
pipismu namanya alat kelamin.”
Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak 19
2. ”Kalau habis pipis, mengapa harus disiram?”
”Untuk menjaga kebersihan. Jika kamu kesulitan, minta bantuan
sama Ibu atau Ayah untuk disiram dengan air. Kalau membersihkan alat kelamin
harus dari arah depan ke arah belakang, dari tempat pipis ke tempat buang air
besar. Jangan terbalik ya, Nak. Setelah itu, keringkan dengan lap atau
handukmu, lalu pakai celanamu kembali.”
3. ”Kenapa alat kelaminku tidak boleh dipegang-pegang oleh
orang lain?”
”Alat kelaminmu adalah bagian tubuhmu yang khusus, jadi tidak
boleh dipegang oleh orang sembarangan. Kalau orang lain memegang-megang alat
kelaminmu, itu namanya tidak sopan. Kalau ada orang yang mau memegang alat
kelaminmu, bilang, ’Tidak boleh’, ya, Nak. Beri tahu Ibu dan Bapak jika ada
orang yang memegang-megang alat kelaminmu.”
4. “Ibu, adik keluarnya dari mana?”
“Adik keluar dari perut Ibu, dengan dibantu oleh dokter atau
ibu bidan. Itu namanya melahirkan”.
5. “Kenapa aku enggak boleh pakai lipstik?” (anak laki-laki)
“Karena kamu laki-laki. Hanya perempuan dewasa yang boleh
pakai lipstik.”
TENTANG TUHAN DAN HAL-HAL GAIB
1. ”Ayah, Tuhan itu laki-laki atau perempuan?”
”Tuhan itu bukan laki-laki maupun perempuan, karena Tuhan bukan
seperti manusia.”
2. “Tuhan tinggalnya di mana, Bunda?”
20 Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak
Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak 21
“Tuhan tinggal di dalam hati kita. Tuhan selalu bersama kita
dan melindungi kita.”
3. “Surga itu apa, Abi?”
“Surga adalah tempat yang sangat menyenangkan bagi anak yang
baik dan taat pada orangtua.”
4. ”Orang baik itu siapa saja, Ibu?”
”Orang yang sayang pada ibu dan bapaknya dan
saudara-saudaranya. Orang yang tidak pernah berbohong dan tidak suka bertengkar
dengan teman di sekolah.
5. “Mama ada pocong di situ?”
“Pocong itu tidak ada, Nak. Itu hanya khayalan saja”.
6. “Kalau setan ada?”
“Ada, setan ada di mana-mana. Kita tidak bisa melihatnya,
karena Tuhan menciptakan setan berbeda bentuknya dengan manusia. Jadi, kita
tidak perlu takut pada setan.”
7. ”Ibu, mengapa eyang kakung meninggal?”
”Kita diciptakan oleh Tuhan dan nanti Tuhan pula yang
memanggil kita kembali pada Tuhan.”
8. ”Meninggal itu apa sih, Mama?”
”Pergi meninggalkan dunia karena dipanggil Tuhan untuk
bertemu.”
9. ”Kalau sudah meninggal jadi hantu?”
”Meninggal itu karena dipanggil Tuhan, tidak akan menjadi
hantu.”
BERKAITAN DENGAN FENOMENA ALAM
1. “Kenapa bisa banjir, Ma?”
”Karena selokan dan sungai tersumbat oleh sampah.
22 Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak
Jadi, airnya tidak bisa mengalir, akibatnya naik dan tumpah
ke jalan.”
”Hujannya turun terus-menerus dan sangat deras, sehingga
airnya tidak bisa ditampung lagi oleh sungai sampai meluap. Jadi banjir deh.”
(Orangtua dapat melakukan uji coba di tempat cuci piring yang
diberi sumbatan sehingga air akan meluap.)
2. ”Bunda, rumah Nenek rusak karena gempa ya, kok bisa
begitu?”
”Karena gempanya sangat kuat sehingga menimbulkan guncangan
yang kuat. Rumah-rumah jadi roboh, pohon-pohonan dan tiang listrik tumbang.”
(Orangtua dapat melakukan percobaan dengan menggunakan meja
dan meletakkan berbagai benda di atas meja, lalu goyang-goyang yang keras
sehingga benda-benda akan bergoyang dan berpindah tempat, bahkan ada yang
jatuh.)
Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak 23
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
DiniDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan
InformalKementerian Pendidikan NasionalTahun 2011
Milik Negara
Tidak Diperjualbelikan
Dra. Rahmitha, S.Psi
Sumber Bacaan :
Family Education department, Essential Parenting Tips, •
Singapore: Ministry of Community Development and Sports. 2001
Gestwicki, Carol. Developmentally Appropriate Practice •
Curriculum and Dvelopment in Early Education. Third Edition. Canada: Thomson
Delmar Learning. 2007
http://www.poemhunter.com/quotations/childhood/• page-5/
http://www.extension.iastate.edu/publications/pm1529f.• pdf
Panduan Menjawab Pertanyaan Anak. Jakarta: PT. • Penerbitan
Sarana Bobo, 2007
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan
Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
0 comments:
Post a Comment