SERI BACAAN
ORANG TUA
TEMA
PARENTING (KONSEP MATEMATIKA)
BAGIAN I PENDAHULUAN
Bagi sebagian orangtua mendampingi
anak saat bermain atau belajar bukanlah pekerjaan yang ringan, apalagi bila
harus mengaitkannya dengan tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan bermain
anak. Demikian halnya dengan mengembangkan kemampuan matematika pada anak. Anak
lebih sering diminta menghapalkan angka-angka, jumlah, bentuk-bentuk geometri,
berbagai lambang dan bahasa matematika, tanpa perlu memahami prinsip-prinsip
dasarnya. Bila demikian, maka sangat besar kemungkinan anak akan mengalami
kesulitan ketika memasuki kelas 3 SD. Orangtua kemudian baru menyadari bahwa
anak-anak mereka sesungguhnya belum memahami konsep dasar matematika.
Padahal, anak sudah mulai
mengembangkan konsep matematika dari berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya
ketika bayi, anak tahu bahwa dia kecil sedangkan ibu dan ayahnya besar,
meskipun anak belum dapat mengungkapkannya dalam bahasa lisan. Ketika berusia
batita (bawah tiga tahun), anak tahu bahwa jika ia menumpuk satu balok pada
balok yang lain maka baloknya akan bertambah banyak (jadi dua) meskipun ia
tidak dapat mengungkapkannya dalam bahasa lisan. Anak juga tahu kalau ia punya
dua balok dan temannya punya sepuluh balok, maka balok temannya lebih banyak
sehingga anak ingin mengambilnya dari temannya. Selain itu, anak sering memilih
sendiri mainannya meskipun ia tidak tahu dasar pemilihannya. Anak juga tahu
jadwal kegiatannya dalam sehari bila hal itu memang dilakukan secara rutin.
Buku ini memberikan sedikit
pengetahuan bagi para orangtua anak usia dini dalam mendampingi anak-anaknya
untuk mengenalkan konsep matematika. Orangtua diharapkan dapat memotivasi anak
untuk senang belajar serta mengurangi kesulitan yang dialami anak dalam belajar
matematika kelak di kemudian hari.
BAGIAN II
MENGENALKAN KONSEP MATEMATIKA PADA ANAK
A.
Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu jenis
pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan menghitung jumlah benda
yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Saat akan pergi, kita perlu
mengingat arah jalan tempat yang akan didatangi, berapa lama jauhnya, serta
memilih jalan yang lebih bisa cepat sampai di tujuan, dll.
Bila kita berpikir tentang matematika
maka kita akan membicarakan tentang persamaan dan perbedaan, pengaturan
informasi/data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk,
perkiraan dan perbandingan.
Pengetahuan tentang matematika
sebenarnya sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6
tahun). Pada anak-anak usia di bawah tiga tahun, konsep matematika ditemukan
setiap hari melalui pengalaman bermainnya. Misalnya saat membagikan kue kepada
setiap temannya, menuang air dari satu wadah ke wadah lain, mengumpulkan manik-manik
besar dalam satu wadah dan manik-manik yang lebih kecil pada wadah yang lain,
atau bertepuk tangan mengkuti pola irama.
Mengenalkan
Konsep matematika dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari
B. Mengenalkan Konsep Angka pada anak usia bawah 3 tahun
Untuk mengenalkan konsep angka pada
anak usia dibawah 3 tahun dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
- membilang, yaitu menyebutkan
bilangan berdasarkan urutan
- mencocokan setiap angka dengan
benda yang sedang dihitung,
- membandingkan antara kelompok
benda satu dengan kelompok benda yang lain untuk mengetahui jumlah benda
yang lebih banyak, lebih sedikit, atau sama
Anak-anak mulai dapat mengembangkan
pemahamannya tentang konsep angka bila mereka diajak menggunakan angka-angka di
dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya mengajak anak menyanyikan lagu
yang memuat angka seperti lagu Satu-satu, meminta tiga anak untuk membantu
menata meja makan atau meletakan alat /bahan main.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa
dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka pada anak usia bawah tiga
tahun, yaitu :
Pada bayi (0-8 bulan) :
- Sambil memakaikan kaos kaki pada
bayi, tersenyum pada bayi dan mengucapkan “Nah ini satu kaos kaki untuk
kaki kiri, dan satu lagi untuk kaki kanan. Dua kaos kaki untuk dua kaki”.
- Saat akan menyuapkan biskuit
yang dihaluskan, sambil tersenyum ke bayi kita ucapkan” Sekarang waktunya makan
biskluit ya”. Dan ketika bayi terlihat senang, maka kita bisa ucapkan
“Kamu mau tambah biskuitnya. Kamu pasti lapar ya.”
Pada bayi (8-12 bulan):
1.
Sediakan wadah-wadah mainan dan letakan masing-masing penutup didekatnya.
Ajaklah bayi untuk meletakan tutup pada setiap wadah mainan
2.
Letakan 2 buah mainan dihadapan bayi. Ajaklah bayi untuk memilih mainan yang
akan dimainkan dan meraih mainan tersebut.
3.
Beri contoh gagasan pada bayi untuk memberikan tanda “minta lagi” bila ingin
meminta tambah biskuit lagi setelah menghabiskan biskuitnya.
Pada anak usia 12-24 bulan:
- Ajaklah anak bernyanyi lagu satu
satu, balonku, dll, yang mengandung angka sambil bergerak mengikuti irama.
- Ajaklah anak untuk membantu
memasukan setiap kuas lukis ke masing-masing wadah cat.
- Mintalah anak untuk memasukan
bola plastik ke keranjang, kemudian ajaklah anak untuk menghitung
bersama-sama jumlah bola yang ada di keranjang.
- Berikan gagasan agar anak boleh
meminta lagi playdough bila bungkahan playdough yang diberikan masih
kurang
Pada anak usia 24-36 bulan :
Contoh kegiatan mengenalkan konsep
angka pada anak
- Siapkan beberapa buah mainan
mobil-mobilan dan balok asesoris. Ajaklah anak untuk menyusun barisan
antrian mobil. Berikan gagasan untuk meletakan batasan pada setiap mobil
dengan menggunakan balok asesoris.
- Ajukan anak dengan pertanyaan
seperti, “ Berapa umurmu sekarang?” Ketika anak menjawab ” dua” maka
tunjukan dengan dua jari sambil mengucapkan “dua”.
- Ajaklah anak untuk bersama-sama
bermain menumpuk beberapa balok atau kardus. Ketika selesai, tanyakan pada
anak, “bangunan siapa yang lebih tinggi”. Biarkan anak berkata “punyaku
yang lebih tinggi”. Kemudian mintalah anak untuk menghitung balok atau
kardus yang sudah ditumpuknya.
C. Mengenalkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia bawah 3 tahun
Pola merupakan susunan benda yang
terdiri atas warna, bentuk, jumlah, atau peristiwa. Contoh susunan pola
berdasarkan ukuran: besar, kecil, besar, kecil. Susunan pola berdasarkan warna:
merah, biru, merah, biru. Dan, susunan pola berdasarkan peristiwa sehari-hari:
sesudah makan biskuit, saya minum susu.
Untuk mengembangkan kemampuan
mengenal pola dan hubungan, anak perlu diberi banyak kesempatan untuk menggali
dan memanipulasi benda dan mencatat persamaan dan perbedaanya.
Beberapa
contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua dalam mengembangkan pola dan
hubungan:
Pada bayi usia 0-8 bulan:
- Kenakan pakaian yang lebih
berwarna warni, dan biarkan anak memperhatikan corak pakaian tersebut.
- Sambil membawa botol susu
datangi anak dan biarkan anak melambaikan tangan menyambut kedatangan
anda.
- Letakan bayi di karpet yang
bersih dan tidak berdebu. Biarkan anak merasakan permukaan karpet dengan
kakinya.
Pada bayi 8-12 bulan:
- Ambilah sebuah sendok kemudian
dekatkan ke depan mulut anak. Biarkan anak membuka mulutnya.
- Konsep Matematika Untuk Anak
Usia Dini 13
- Letakan bermacam-macam cangkir
plastik dengan ukuran yang berbeda. Biarkan anak bermain dengan
cangkir-cangkir tersebut dan mencoba menumpuknya.
- Letakan secara acak beberapa
balok lunak atau kardus di lantai. Berikan gagasan agar anak mau
mengumpulkan dan menyusun balok atau kardus menjadi sebuah baris.
Pada anak usia 12-24 bulan:
- Sediakan alat musik gendang atau
bisa dibuat dari kaleng bekas biskuit atau susu ditutup karet balon. Ajak
anak agar mau memukul gendang tersebut. Berikan beberapa contoh irama
pukulan gendang untuk ditiru anak.
- Sediakan air dalam baskom berukuran
sedang, cangkir plastik, dan botol aqua bekas. Berikan gagasan agar anak
menuang air dengan cangkir ke botol.
- Ketika membacakan buku cerita,
ucapkan kalimat yang diulang-ulang pada beberapa halaman berikutnya,
misalnya: “Nah, kucing yang tadi warna bulunya putih. Kalau kucing yang
ini warna bulunya hitam. ”
- Ketika membacakan buku cerita,
sambil menunjuk ke gambar ucapkan “ Kelinci mana yang lebih besar ?” Amati
jawaban anak.
Pada anak usia 24-36 bulan:
- Ajak anak untuk mengelompokan
mainan mobil-mobilan atau boneka berdasarkan ukuran besar dan kecil.
- Berikan anak sebuh gendang atau
mainan yang berbunyi bila dipukul. Anda memegang botol plastik kososng.
Mintalah anak untuk memukul gendang setelah anda memukul botol. Lakukan
ini berulang-ulang. Selanjutnya anak memukul gendang terlebih dulu diikuti
anak.
- Ajak anak untuk menumpuk
buku-buku mulai dari yang berukuran besar hingga yang paling kecil.
D. Mengenalkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada anak usia
bawah 3 tahun
Pengertian yang dimaksud di sini
adalah anak mengenal bentuk-bentuk geometri (segitiga, segi empat, persegi,
lingkaran) yang sama dan posisi dirinya dalam suatu ruang. Anak bisa paham
tentang pengertian ruang yang dimaksud di sini ketika mereka sadar akan posisi
dirinya dihubungkan dengan benda-benda dan penataan di sekelilingnya. Anak
belajar tentang lokasi/tempat dan letak/posisi, seperti: di atas, di bawah,
pada, di dalam, di luar. Selain itu, anak juga belajar tentang pengertian
jarak, seperti: dekat, jauh, dll.
Mengenalkan hubungan geometri dan
ruang pada anak bisa dilakukan dengan cara mengajak anak bermain sambil
mengamati berbagai benda di sekelilingnya. Anak akan belajar bahwa benda yang
satu mempunyai bentuk yang sama dengan benda yang satunya. Ketika anak melihat
buah apel dan bercerita, “Buah apel ini bentuknya seperti bola,” maka
sebenarnya anak sedang mengembangkan pengertian tentang geometri. Orang tua
yang memiliki anak usia 1-3 tahun dapat menyediakan balok-balok lunak atau
kardus-kardus bekas obat dari berbagai ukuran agar anak bisa bereksplorasi dan
membangun.
Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan
orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan ruang pada anak:
Pada bayi 0-8 bulan:
1.
Letakan sebuah botiol susu di hadapan bayi. Biarkan bayi memegang botol
tersebut dan merasakan bentuk botol dengan kedua tangannya.
2.
Selimuti bayi. Biarkan bayi memegang dan merasakan keseluruhan bentuk dan
permukaan selimut.
3.
Biarkan bayi merangkak atau merayap sepanjang tepi meja untuk merasakan bentuk
meja.
Pada bayi 8-12 bulan:
1.
Ajak anak merangkak kedalam terowongan. Biarkan anak merasakan berada di ruang
tertutup tetapi masih bisa memandang dan menjangkau luar dengan kedua
tanggannya.
2.
Ajak anak untuk melempar bola plastik ke dalam keranjang.
Pada anak usia 12-24 bulan:
- Sediakan boneka dan kotak yang
ukurannya lebih kecil dari boneka tersebut. Berikan gagasan agar anak mau
mencoba memasukan boneka ke kotak. Setelah anak mengerti bahwa kota
terlalu kecil maka ambil kotak lain yang lebih besar, birakan anak
memasukan boneka ke kotak tersebut.
- Sediakan kotak yang permukaannya
terdapat beberapa lubang berbentuk segitiga, persegi, lingkaran,
segiempat. Biarkan anak memasukan keping segitiga, persegi, lingkaran dan
segiempat ke kotak tersebut.
Pada anak 24-36 bulan:
- Ajak anak bermain meniup busa
sabun di luar. Amati apa yang diucapkan anak. (Misalnya:” Lihat ada banyak
bola !”
- Ajak anak untuk mengenal
nama-nama benda di sekitar, misal: “Lihat, piring ini seperti apa
bentuknya”. Biarkan anak yang menjawab.
E. Mengenalkan konsep Memilih dan Mengelompokan pada anak usia bawah
3 tahun
Memilih dan mengelompokan meliputi
kemampuan mengamati dan mencatat persamaan dan perbedaan benda. Anak-anak usia
di bawah tiga tahun mengenal persamaan dan perbedaan melalui kelima indera
mereka pada saat bereksplorasi dengan benda-benda di sekitar. Anak belajar
melalui memperhatikan, mendengar, menyentuh, merasakan, mencium bau benda-benda
yang dimainkannya, sehingga mengetahui benda-benda yang sama dan yang berbeda.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa
dilakukan orangtua untuk mengembangkan kemampuan memilih dan mengelompokan pada
anak :
Pada bayi 0-8 bulan:
- Ketika bayi menangis, katakan:
“Ya ibu datang. Ibu mendengar suaramu.” Bayi akan belajar mengenali suara
anda.
- Berikan 2 macam mainan bayi yang
berbunyi. Biarkan bayi menunjukan minat pada mainan tertentu dan
memainkannya.
Pada bayi 8-12 bulan:
- Sediakan 2 macam buah-buahan
masing-masing jenis 3, misal: apel dan jeruk pada sebuah wadah. Ajaklah
anak untuk memilih buah dan meletakan di luar wadah.
- Sediakan beberapa macam alat
dapur yang bisa dibunyikan seperti: tutup panci, tutup gelas, piring
kaleng, dll. Biarkan anak memilih alat tersebut dan membunyikannya
menggunakan supit kayu atau plastik untuk makan mi.
Pada anak 12-24 bulan:
- Memberikan sebuah gambar kucing
pada anak. Biarkan anak menyebutkan nama binatang tersebut.
- Sediakan 5 buah balok lunak
warna merah. Ajak anak untuk membariskan balok-balok tersebut seperti
barisan balok berdasarkan pola warna merah.
Pada anak 24-36 bulan:
- Sediakan 1 keranjang dan beberapa
bola plastik terdiri dari 3 warna, masing-masing warna 4 bola. Ajak anak
untuk memasukan semua bola yang berwarna misalnya yang berwarna kuning ke
keranjang.
- Sediakan bermacam-macam kotak
kardus dari berbagai ukuran dan bentuk. Ajak anak untuk menumpuk
kotak-kota tersebut menjadi seperti sebuah menara. Biarkan anak memilih
kotak-kotak yang sama bentuk dan ukurannya untuk ditumpuk.
F. Mengembangkan konsep angka pada anak usia 3-6 tahun
Konsep angka dikembangkan melalui 3 tahap:
- Menghitung. Tahap awal
menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau membilang.
Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan menyanyi,
permainan jari, dll yang menggunakan angka.
- Hubungan satu-satu. Maksudnya
adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan benda yang
berkaitan. Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.
- Menjumlah, membandingkan dan
simbol angka.
Ketika orangtua meminta anak
mengambilkan 3 buah biskuit, dan anak membawa 3 buah biskuit. Anak tersebut
mengerti tentang konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan tahu bahwa
kalau menghitung 3 biskuit dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri maka
jumlahnya akan sama. Anak yang paham konsep perbandingan akan paham benda yang
lebih besar, jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, atau sama.
Beberapa
contoh kegatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka,
yaitu:
- Meminta anak menghitung jumlah
cangkir yang diperlukan untuk mengisi botol sampai penuh dengan pasir.
- Mieminta anak menghitung jumlah
balok yang diperlukan untuk membuat bangunan yang dibuat anak.
G. Mengembangkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia 3-6 tahun
Tujuan mengenalkan pola dan hubungan
pada anak usia 3-6 tahun adalah mengenalkan dan menganalisa pola-pola sederhana,
menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan tentang kemungkinan dari kelanjutan
pola.
Beberapa
contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pola dan
hubungan pada anak:
- Mengajak anak bermain menyusun
antrian mobil-mobilan membentuk pola barisan merah, hitam, merah, hitam,
merah, hitam
- Mengajak anak bermain membuat
rantai gelang dari kertas warna putih, biru, hijau, putih, biru, hijau.
H. Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada anak usia
3-6 tahun
Anak belajar mengenal bentuk-bentuk
dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak bermain dengan balok, cat lukis,
menggambar, menggunting bentuk-bentuk geometri, mengembalikan balok ke rak,
sebenarnya anak sedang belajar tentang bangun datar dan bangun ruang serta
kegunaannya. Pertama anak belajar mengenal bentuk-bentuk sederhana (segitiga,
lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar tentang ciri-ciri dari setiap
bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar menerapkan pengetahuannya untuk
berkreasi membangun dengan bentuk-bentuk geometri.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa
dilakukan orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan ruang pada anak:
- Mengajak anak bermain meniup
busa sabun menggunakan sedotan plastik yang ditekukan pada bagian ujungnya
sehingga membentuk lingkaran lalu diikatkan ke batang sedotan. Ajak anak
mengamati bahwa bentuk gelembung-gelembung sabun yang ditiup anak seperti
bentuk lingkaran.
- Sediakan kardus-kardus bekas
(obat, susu), botol-botol plastik, sedotan plastik, kertas warna, dll.
Ajak anak untuk membangun sebuah halaman impian untuk tempat bermainnya
menggunakan barang-barang bekas tersebut.
I. Mengembangkan Konsep Pengukuran pada anak usia 3-6 tahun
Anak
belajar pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan
kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep
lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap
berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita,
sepatu, dll. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding,
penggaris, skala, termometer.
Beberapa
contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengukuran
pada anak:
- Mengajak anak mengukur panjang
dan lebar rak mainan menggunakan balok unit.
- Mengajak anak menghitung jumlah
cangkir berisi pasir yang diperlukan untuk mengisi penuh sebuah ember
kecil.
- Mengajak anak mengukur karpet
menggunakan pita.
J. Mengembangkan Konsep Pengumpulan, Pengaturan dan Tampilan
Data pada anak usia 3-6 Tahun
Pada awalnya anak mulai memilih benda
tanpa tujuan. Selanjutnya anak memilih mainan dengan tujuan, misalnya
berdasarkan warna, ukuran , atau bentuk. Pada tahap yang lebih tinggi anak
dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu variabel, misal berdasarkan
warna dan bentuk, atau warna, bentuk dan ukuran.
Pengetahuan tentang grafik merupakan
bentuk perluasan dari memilih dan mengelompokan. Membuat grafik merupakan cara
anak untuk menampilkan bermacam-macam informasi/data dalam bentuk yang
berlainan. Misalnya anak membuat grafik sederhana tentang jenis sepatu yang
dipakai anak.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa
dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengumpulan, pengaturan dan tampilan
data pada anak:
a. Mengajak anak mengumpulkan
bermacam-macam daunan-daunan. Kemudian ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan
tersebut. Setelah itu, buatlah daftar tentang jumlah daun untuk setiap
bentuknya dengan cara menyusun daun-daun yang sama menjadi barisan tegak lurus
ke atas. Ajak anak mencatat jumlah setiap kelompok daun.
b. Mengajak anak membuat grafik tentang keadaan
cuaca setiap hari dalam 1 bulan.
BAGIAN III TIPS UNTUK ORANG TUA
Beberapa
tips yang bisa dilakukan orangtua dirumah:
- Libatkan anak dalam kegiatan
sehari-hari di rumah. Misalnya membantu meletakan piring dan gelas ke rak,
meletakan baju-baju yang sudah disetrika ke lemari.merapikan handuk dan
selimut di lemari.
- Menyediakan anak berbagai
kesempatan dalam kegiatan sehari-hari yang menggunakan angka. Misalnya
menata meja makan, menata alat main sesuai fungsi, meletakan kaos kaki
pada masing-masing sepatu.
- Meminta anak untuk membantu
menata sepatu anggota keluarga dirak mulai dari sepatu ukuran kecil hingga
yang berukuran besar.
- Mengajak anak untuk membantu
menata buku-buku, berdasarkan ukuran, ketebalan buku, atau jenis
kertasnya.
- Memberi kesempatan pada anak
untuk sering bermain dengan playdough, atau tanah liat. Biarkan anak
berkreasi dengan bahan tersebut.
- Ajak anak untuk berlari,
melompat, meloncat pada gambar bentuk-bentuk geometri yang dibuat dari
tali, kapur, dll.
BAGIAN IV PENUTUP
Sampailah kita pada akhir BAGIAN buku
tentang Mengenal Konsep Matematika pad Anak Usia Dini. Akan tetapi, penulis
berharap ini merupakan awal dari sebuah perjalanan pembelajaran menuju
pemahaman baru tentang pengenalan konsep matematika pada anak. Bacalah buku ini
dengan sabar. Ikutilah alur penjelasannya. Ulangi membaca sampai anda
benar-benar paham isi buku ini. Secara bertahap coba terapkan contoh-contoh
yang terdapat pada isi buku.
Penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat pada buku ini yang mungkin belum dapat menjawab
permasalahan anda. Janganlah berkecil hati. Buku ini baru awal permulaan.
Penulis berharap suatu saat nanti akan ada buku lanjutan yang lebih menjawab
permasalahan anda. Semoga Tuhan merahmati segala usaha kita. Amin.
Sumber Bacaan
Schiller
Pam and Lynne Peterson (1997). Count on Math. • Activities for small hands and
lively minds. Bestville: Gryphon House, Inc.
Trister
Dodge Diane, Sherrie Rudick and Kailee Berke • (2006). Creative Curriculum :
For Infants, Toddlers, and Twos (2nd Edition). Washingto D.C.: Teaching
Strategies Inc.
Trister
Dodge Diane, Laura J. Colker and Cate Heroman • (2002). Creative Curriculum :
For Preschool (4th Edition). Washingto D.C.: Teaching Strategies Inc.
Wallace
Belle (2002). Teaching Thinking Skills Accross • The Early Years: A Practical
Approach for Children Aged 4-7 Years. London: David Fulton Publishers.
Guha
Smita. Integrating Mathematics for Young • Children Through Play. 2001. From
http:// www naecy.org/resources/journal.
26
Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini
Lestari KW, M.Hum
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian
Pendidikan Nasional
Tahun
2011
0 comments:
Post a Comment