Friday, March 2, 2018

KONSEP MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI - Konsultan PAUD


SERI BACAAN ORANG TUA

TEMA PARENTING (KONSEP MATEMATIKA)

BAGIAN I PENDAHULUAN

Bagi sebagian orangtua mendampingi anak saat bermain atau belajar bukanlah pekerjaan yang ringan, apalagi bila harus mengaitkannya dengan tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan bermain anak. Demikian halnya dengan mengembangkan kemampuan matematika pada anak. Anak lebih sering diminta menghapalkan angka-angka, jumlah, bentuk-bentuk geometri, berbagai lambang dan bahasa matematika, tanpa perlu memahami prinsip-prinsip dasarnya. Bila demikian, maka sangat besar kemungkinan anak akan mengalami kesulitan ketika memasuki kelas 3 SD. Orangtua kemudian baru menyadari bahwa anak-anak mereka sesungguhnya belum memahami konsep dasar matematika.
Padahal, anak sudah mulai mengembangkan konsep matematika dari berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya ketika bayi, anak tahu bahwa dia kecil sedangkan ibu dan ayahnya besar, meskipun anak belum dapat mengungkapkannya dalam bahasa lisan. Ketika berusia batita (bawah tiga tahun), anak tahu bahwa jika ia menumpuk satu balok pada balok yang lain maka baloknya akan bertambah banyak (jadi dua) meskipun ia tidak dapat mengungkapkannya dalam bahasa lisan. Anak juga tahu kalau ia punya dua balok dan temannya punya sepuluh balok, maka balok temannya lebih banyak sehingga anak ingin mengambilnya dari temannya. Selain itu, anak sering memilih sendiri mainannya meskipun ia tidak tahu dasar pemilihannya. Anak juga tahu jadwal kegiatannya dalam sehari bila hal itu memang dilakukan secara rutin.
Buku ini memberikan sedikit pengetahuan bagi para orangtua anak usia dini dalam mendampingi anak-anaknya untuk mengenalkan konsep matematika. Orangtua diharapkan dapat memotivasi anak untuk senang belajar serta mengurangi kesulitan yang dialami anak dalam belajar matematika kelak di kemudian hari.

BAGIAN II
MENGENALKAN KONSEP MATEMATIKA PADA ANAK
A. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan menghitung jumlah benda yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Saat akan pergi, kita perlu mengingat arah jalan tempat yang akan didatangi, berapa lama jauhnya, serta memilih jalan yang lebih bisa cepat sampai di tujuan, dll.
Bila kita berpikir tentang matematika maka kita akan membicarakan tentang persamaan dan perbedaan, pengaturan informasi/data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk, perkiraan dan perbandingan.
Pengetahuan tentang matematika sebenarnya sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). Pada anak-anak usia di bawah tiga tahun, konsep matematika ditemukan setiap hari melalui pengalaman bermainnya. Misalnya saat membagikan kue kepada setiap temannya, menuang air dari satu wadah ke wadah lain, mengumpulkan manik-manik besar dalam satu wadah dan manik-manik yang lebih kecil pada wadah yang lain, atau bertepuk tangan mengkuti pola irama.
Mengenalkan Konsep matematika dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari
B. Mengenalkan Konsep Angka pada anak usia bawah 3 tahun
Untuk mengenalkan konsep angka pada anak usia dibawah 3 tahun dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
  1. membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan urutan
  2. mencocokan setiap angka dengan benda yang sedang dihitung,
  3. membandingkan antara kelompok benda satu dengan kelompok benda yang lain untuk mengetahui jumlah benda yang lebih banyak, lebih sedikit, atau sama
Anak-anak mulai dapat mengembangkan pemahamannya tentang konsep angka bila mereka diajak menggunakan angka-angka di dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya mengajak anak menyanyikan lagu yang memuat angka seperti lagu Satu-satu, meminta tiga anak untuk membantu menata meja makan atau meletakan alat /bahan main.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka pada anak usia bawah tiga tahun, yaitu :
Pada bayi (0-8 bulan) :
  1. Sambil memakaikan kaos kaki pada bayi, tersenyum pada bayi dan mengucapkan “Nah ini satu kaos kaki untuk kaki kiri, dan satu lagi untuk kaki kanan. Dua kaos kaki untuk dua kaki”.
  2. Saat akan menyuapkan biskuit yang dihaluskan, sambil tersenyum ke bayi kita ucapkan” Sekarang waktunya makan biskluit ya”. Dan ketika bayi terlihat senang, maka kita bisa ucapkan “Kamu mau tambah biskuitnya. Kamu pasti lapar ya.”
Pada bayi (8-12 bulan):
1. Sediakan wadah-wadah mainan dan letakan masing-masing penutup didekatnya. Ajaklah bayi untuk meletakan tutup pada setiap wadah mainan
2. Letakan 2 buah mainan dihadapan bayi. Ajaklah bayi untuk memilih mainan yang akan dimainkan dan meraih mainan tersebut.
3. Beri contoh gagasan pada bayi untuk memberikan tanda “minta lagi” bila ingin meminta tambah biskuit lagi setelah menghabiskan biskuitnya.
Pada anak usia 12-24 bulan:
  1. Ajaklah anak bernyanyi lagu satu satu, balonku, dll, yang mengandung angka sambil bergerak mengikuti irama.
  2. Ajaklah anak untuk membantu memasukan setiap kuas lukis ke masing-masing wadah cat.
  3. Mintalah anak untuk memasukan bola plastik ke keranjang, kemudian ajaklah anak untuk menghitung bersama-sama jumlah bola yang ada di keranjang.
  4. Berikan gagasan agar anak boleh meminta lagi playdough bila bungkahan playdough yang diberikan masih kurang
Pada anak usia 24-36 bulan :
Contoh kegiatan mengenalkan konsep angka pada anak
  1. Siapkan beberapa buah mainan mobil-mobilan dan balok asesoris. Ajaklah anak untuk menyusun barisan antrian mobil. Berikan gagasan untuk meletakan batasan pada setiap mobil dengan menggunakan balok asesoris.
  2. Ajukan anak dengan pertanyaan seperti, “ Berapa umurmu sekarang?” Ketika anak menjawab ” dua” maka tunjukan dengan dua jari sambil mengucapkan “dua”.
  3. Ajaklah anak untuk bersama-sama bermain menumpuk beberapa balok atau kardus. Ketika selesai, tanyakan pada anak, “bangunan siapa yang lebih tinggi”. Biarkan anak berkata “punyaku yang lebih tinggi”. Kemudian mintalah anak untuk menghitung balok atau kardus yang sudah ditumpuknya.
C. Mengenalkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia bawah 3 tahun
Pola merupakan susunan benda yang terdiri atas warna, bentuk, jumlah, atau peristiwa. Contoh susunan pola berdasarkan ukuran: besar, kecil, besar, kecil. Susunan pola berdasarkan warna: merah, biru, merah, biru. Dan, susunan pola berdasarkan peristiwa sehari-hari: sesudah makan biskuit, saya minum susu.
Untuk mengembangkan kemampuan mengenal pola dan hubungan, anak perlu diberi banyak kesempatan untuk menggali dan memanipulasi benda dan mencatat persamaan dan perbedaanya.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua dalam mengembangkan pola dan hubungan:
Pada bayi usia 0-8 bulan:
  1. Kenakan pakaian yang lebih berwarna warni, dan biarkan anak memperhatikan corak pakaian tersebut.
  2. Sambil membawa botol susu datangi anak dan biarkan anak melambaikan tangan menyambut kedatangan anda.
  3. Letakan bayi di karpet yang bersih dan tidak berdebu. Biarkan anak merasakan permukaan karpet dengan kakinya.
Pada bayi 8-12 bulan:
  1. Ambilah sebuah sendok kemudian dekatkan ke depan mulut anak. Biarkan anak membuka mulutnya.
  1. Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini 13
  2. Letakan bermacam-macam cangkir plastik dengan ukuran yang berbeda. Biarkan anak bermain dengan cangkir-cangkir tersebut dan mencoba menumpuknya.
  3. Letakan secara acak beberapa balok lunak atau kardus di lantai. Berikan gagasan agar anak mau mengumpulkan dan menyusun balok atau kardus menjadi sebuah baris.
Pada anak usia 12-24 bulan:
  1. Sediakan alat musik gendang atau bisa dibuat dari kaleng bekas biskuit atau susu ditutup karet balon. Ajak anak agar mau memukul gendang tersebut. Berikan beberapa contoh irama pukulan gendang untuk ditiru anak.
  2. Sediakan air dalam baskom berukuran sedang, cangkir plastik, dan botol aqua bekas. Berikan gagasan agar anak menuang air dengan cangkir ke botol.
  3. Ketika membacakan buku cerita, ucapkan kalimat yang diulang-ulang pada beberapa halaman berikutnya, misalnya: “Nah, kucing yang tadi warna bulunya putih. Kalau kucing yang ini warna bulunya hitam. ”
  4. Ketika membacakan buku cerita, sambil menunjuk ke gambar ucapkan “ Kelinci mana yang lebih besar ?” Amati jawaban anak.
Pada anak usia 24-36 bulan:
  1. Ajak anak untuk mengelompokan mainan mobil-mobilan atau boneka berdasarkan ukuran besar dan kecil.
  2. Berikan anak sebuh gendang atau mainan yang berbunyi bila dipukul. Anda memegang botol plastik kososng. Mintalah anak untuk memukul gendang setelah anda memukul botol. Lakukan ini berulang-ulang. Selanjutnya anak memukul gendang terlebih dulu diikuti anak.
  3. Ajak anak untuk menumpuk buku-buku mulai dari yang berukuran besar hingga yang paling kecil.
D. Mengenalkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada anak usia bawah 3 tahun
Pengertian yang dimaksud di sini adalah anak mengenal bentuk-bentuk geometri (segitiga, segi empat, persegi, lingkaran) yang sama dan posisi dirinya dalam suatu ruang. Anak bisa paham tentang pengertian ruang yang dimaksud di sini ketika mereka sadar akan posisi dirinya dihubungkan dengan benda-benda dan penataan di sekelilingnya. Anak belajar tentang lokasi/tempat dan letak/posisi, seperti: di atas, di bawah, pada, di dalam, di luar. Selain itu, anak juga belajar tentang pengertian jarak, seperti: dekat, jauh, dll.
Mengenalkan hubungan geometri dan ruang pada anak bisa dilakukan dengan cara mengajak anak bermain sambil mengamati berbagai benda di sekelilingnya. Anak akan belajar bahwa benda yang satu mempunyai bentuk yang sama dengan benda yang satunya. Ketika anak melihat buah apel dan bercerita, “Buah apel ini bentuknya seperti bola,” maka sebenarnya anak sedang mengembangkan pengertian tentang geometri. Orang tua yang memiliki anak usia 1-3 tahun dapat menyediakan balok-balok lunak atau kardus-kardus bekas obat dari berbagai ukuran agar anak bisa bereksplorasi dan membangun.
Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan ruang pada anak:
Pada bayi 0-8 bulan:
1. Letakan sebuah botiol susu di hadapan bayi. Biarkan bayi memegang botol tersebut dan merasakan bentuk botol dengan kedua tangannya.
2. Selimuti bayi. Biarkan bayi memegang dan merasakan keseluruhan bentuk dan permukaan selimut.
3. Biarkan bayi merangkak atau merayap sepanjang tepi meja untuk merasakan bentuk meja.
Pada bayi 8-12 bulan:
1. Ajak anak merangkak kedalam terowongan. Biarkan anak merasakan berada di ruang tertutup tetapi masih bisa memandang dan menjangkau luar dengan kedua tanggannya.
2. Ajak anak untuk melempar bola plastik ke dalam keranjang.
Pada anak usia 12-24 bulan:
  1. Sediakan boneka dan kotak yang ukurannya lebih kecil dari boneka tersebut. Berikan gagasan agar anak mau mencoba memasukan boneka ke kotak. Setelah anak mengerti bahwa kota terlalu kecil maka ambil kotak lain yang lebih besar, birakan anak memasukan boneka ke kotak tersebut.
  2. Sediakan kotak yang permukaannya terdapat beberapa lubang berbentuk segitiga, persegi, lingkaran, segiempat. Biarkan anak memasukan keping segitiga, persegi, lingkaran dan segiempat ke kotak tersebut.
Pada anak 24-36 bulan:
  1. Ajak anak bermain meniup busa sabun di luar. Amati apa yang diucapkan anak. (Misalnya:” Lihat ada banyak bola !”
  2. Ajak anak untuk mengenal nama-nama benda di sekitar, misal: “Lihat, piring ini seperti apa bentuknya”. Biarkan anak yang menjawab.
E. Mengenalkan konsep Memilih dan Mengelompokan pada anak usia bawah 3 tahun
Memilih dan mengelompokan meliputi kemampuan mengamati dan mencatat persamaan dan perbedaan benda. Anak-anak usia di bawah tiga tahun mengenal persamaan dan perbedaan melalui kelima indera mereka pada saat bereksplorasi dengan benda-benda di sekitar. Anak belajar melalui memperhatikan, mendengar, menyentuh, merasakan, mencium bau benda-benda yang dimainkannya, sehingga mengetahui benda-benda yang sama dan yang berbeda.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan kemampuan memilih dan mengelompokan pada anak :
Pada bayi 0-8 bulan:
  1. Ketika bayi menangis, katakan: “Ya ibu datang. Ibu mendengar suaramu.” Bayi akan belajar mengenali suara anda.
  2. Berikan 2 macam mainan bayi yang berbunyi. Biarkan bayi menunjukan minat pada mainan tertentu dan memainkannya.
Pada bayi 8-12 bulan:
  1. Sediakan 2 macam buah-buahan masing-masing jenis 3, misal: apel dan jeruk pada sebuah wadah. Ajaklah anak untuk memilih buah dan meletakan di luar wadah.
  2. Sediakan beberapa macam alat dapur yang bisa dibunyikan seperti: tutup panci, tutup gelas, piring kaleng, dll. Biarkan anak memilih alat tersebut dan membunyikannya menggunakan supit kayu atau plastik untuk makan mi.
Pada anak 12-24 bulan:
  1. Memberikan sebuah gambar kucing pada anak. Biarkan anak menyebutkan nama binatang tersebut.
  2. Sediakan 5 buah balok lunak warna merah. Ajak anak untuk membariskan balok-balok tersebut seperti barisan balok berdasarkan pola warna merah.
Pada anak 24-36 bulan:
  1. Sediakan 1 keranjang dan beberapa bola plastik terdiri dari 3 warna, masing-masing warna 4 bola. Ajak anak untuk memasukan semua bola yang berwarna misalnya yang berwarna kuning ke keranjang.
  2. Sediakan bermacam-macam kotak kardus dari berbagai ukuran dan bentuk. Ajak anak untuk menumpuk kotak-kota tersebut menjadi seperti sebuah menara. Biarkan anak memilih kotak-kotak yang sama bentuk dan ukurannya untuk ditumpuk.
F. Mengembangkan konsep angka pada anak usia 3-6 tahun
Konsep angka dikembangkan melalui 3 tahap:
  1. Menghitung. Tahap awal menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau membilang. Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan menyanyi, permainan jari, dll yang menggunakan angka.
  2. Hubungan satu-satu. Maksudnya adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan benda yang berkaitan. Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.
  3. Menjumlah, membandingkan dan simbol angka.
Ketika orangtua meminta anak mengambilkan 3 buah biskuit, dan anak membawa 3 buah biskuit. Anak tersebut mengerti tentang konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan tahu bahwa kalau menghitung 3 biskuit dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri maka jumlahnya akan sama. Anak yang paham konsep perbandingan akan paham benda yang lebih besar, jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, atau sama.
Beberapa contoh kegatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka, yaitu:
  1. Meminta anak menghitung jumlah cangkir yang diperlukan untuk mengisi botol sampai penuh dengan pasir.
  2. Mieminta anak menghitung jumlah balok yang diperlukan untuk membuat bangunan yang dibuat anak.
G. Mengembangkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia 3-6 tahun
Tujuan mengenalkan pola dan hubungan pada anak usia 3-6 tahun adalah mengenalkan dan menganalisa pola-pola sederhana, menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan tentang kemungkinan dari kelanjutan pola.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pola dan hubungan pada anak:
  1. Mengajak anak bermain menyusun antrian mobil-mobilan membentuk pola barisan merah, hitam, merah, hitam, merah, hitam
  2. Mengajak anak bermain membuat rantai gelang dari kertas warna putih, biru, hijau, putih, biru, hijau.
H. Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada anak usia 3-6 tahun
Anak belajar mengenal bentuk-bentuk dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak bermain dengan balok, cat lukis, menggambar, menggunting bentuk-bentuk geometri, mengembalikan balok ke rak, sebenarnya anak sedang belajar tentang bangun datar dan bangun ruang serta kegunaannya. Pertama anak belajar mengenal bentuk-bentuk sederhana (segitiga, lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar tentang ciri-ciri dari setiap bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi membangun dengan bentuk-bentuk geometri.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan ruang pada anak:
  1. Mengajak anak bermain meniup busa sabun menggunakan sedotan plastik yang ditekukan pada bagian ujungnya sehingga membentuk lingkaran lalu diikatkan ke batang sedotan. Ajak anak mengamati bahwa bentuk gelembung-gelembung sabun yang ditiup anak seperti bentuk lingkaran.
  2. Sediakan kardus-kardus bekas (obat, susu), botol-botol plastik, sedotan plastik, kertas warna, dll. Ajak anak untuk membangun sebuah halaman impian untuk tempat bermainnya menggunakan barang-barang bekas tersebut.
I. Mengembangkan Konsep Pengukuran pada anak usia 3-6 tahun
Anak belajar pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita, sepatu, dll. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding, penggaris, skala, termometer.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengukuran pada anak:
  1. Mengajak anak mengukur panjang dan lebar rak mainan menggunakan balok unit.
  2. Mengajak anak menghitung jumlah cangkir berisi pasir yang diperlukan untuk mengisi penuh sebuah ember kecil.
  3. Mengajak anak mengukur karpet menggunakan pita.

J. Mengembangkan Konsep Pengumpulan, Pengaturan dan Tampilan
   Data pada anak usia 3-6 Tahun
Pada awalnya anak mulai memilih benda tanpa tujuan. Selanjutnya anak memilih mainan dengan tujuan, misalnya berdasarkan warna, ukuran , atau bentuk. Pada tahap yang lebih tinggi anak dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu variabel, misal berdasarkan warna dan bentuk, atau warna, bentuk dan ukuran.
Pengetahuan tentang grafik merupakan bentuk perluasan dari memilih dan mengelompokan. Membuat grafik merupakan cara anak untuk menampilkan bermacam-macam informasi/data dalam bentuk yang berlainan. Misalnya anak membuat grafik sederhana tentang jenis sepatu yang dipakai anak.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengumpulan, pengaturan dan tampilan data pada anak:
a.    Mengajak anak mengumpulkan bermacam-macam daunan-daunan. Kemudian ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut. Setelah itu, buatlah daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun daun-daun yang sama menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak mencatat jumlah setiap kelompok daun.
b.    Mengajak anak membuat grafik tentang keadaan cuaca setiap hari dalam 1 bulan.


BAGIAN III TIPS UNTUK ORANG TUA
Beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua dirumah:
  1. Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari di rumah. Misalnya membantu meletakan piring dan gelas ke rak, meletakan baju-baju yang sudah disetrika ke lemari.merapikan handuk dan selimut di lemari.
  2. Menyediakan anak berbagai kesempatan dalam kegiatan sehari-hari yang menggunakan angka. Misalnya menata meja makan, menata alat main sesuai fungsi, meletakan kaos kaki pada masing-masing sepatu.
  3. Meminta anak untuk membantu menata sepatu anggota keluarga dirak mulai dari sepatu ukuran kecil hingga yang berukuran besar.
  4. Mengajak anak untuk membantu menata buku-buku, berdasarkan ukuran, ketebalan buku, atau jenis kertasnya.
  5. Memberi kesempatan pada anak untuk sering bermain dengan playdough, atau tanah liat. Biarkan anak berkreasi dengan bahan tersebut.
  6. Ajak anak untuk berlari, melompat, meloncat pada gambar bentuk-bentuk geometri yang dibuat dari tali, kapur, dll.

BAGIAN IV PENUTUP
Sampailah kita pada akhir BAGIAN buku tentang Mengenal Konsep Matematika pad Anak Usia Dini. Akan tetapi, penulis berharap ini merupakan awal dari sebuah perjalanan pembelajaran menuju pemahaman baru tentang pengenalan konsep matematika pada anak. Bacalah buku ini dengan sabar. Ikutilah alur penjelasannya. Ulangi membaca sampai anda benar-benar paham isi buku ini. Secara bertahap coba terapkan contoh-contoh yang terdapat pada isi buku.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada buku ini yang mungkin belum dapat menjawab permasalahan anda. Janganlah berkecil hati. Buku ini baru awal permulaan. Penulis berharap suatu saat nanti akan ada buku lanjutan yang lebih menjawab permasalahan anda. Semoga Tuhan merahmati segala usaha kita. Amin.







Sumber Bacaan
Schiller Pam and Lynne Peterson (1997). Count on Math. • Activities for small hands and lively minds. Bestville: Gryphon House, Inc.
Trister Dodge Diane, Sherrie Rudick and Kailee Berke • (2006). Creative Curriculum : For Infants, Toddlers, and Twos (2nd Edition). Washingto D.C.: Teaching Strategies Inc.
Trister Dodge Diane, Laura J. Colker and Cate Heroman • (2002). Creative Curriculum : For Preschool (4th Edition). Washingto D.C.: Teaching Strategies Inc.
Wallace Belle (2002). Teaching Thinking Skills Accross • The Early Years: A Practical Approach for Children Aged 4-7 Years. London: David Fulton Publishers.
Guha Smita. Integrating Mathematics for Young • Children Through Play. 2001. From http:// www naecy.org/resources/journal.
26 Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini

Lestari KW, M.Hum

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011

0 comments:

Post a Comment